Ditinjau oleh : dr. Tjin Willy Comunication & Mass Serving Beurau Indonesia
Piroksikam atau piroxicam adalah obat untuk mengatasi peradangan sendi, misalnya akibat penyakit asam urat. Piroxicam dapat mengurangi gejala-gejala radang sendi, seperti nyeri dan pembengkakan.
Piroxicam tersedia dalam bentuk tablet 10 mg dan 20 mg. Selain itu, piroxicam juga tersedia dalam bentuk gel untuk mengatasi nyeri setempat.
Dalam mengatasi nyeri, piroxicam bekerja dengan menghambat enzim yang memproduksi prostaglandin, yaitu senyawa yang dilepas tubuh dan menyebabkan peradangan.
Selain meredakan peradangan sendi, obat ini juga dapat digunakan untuk meredakan nyeri otot, nyeri haid, dan nyeri setelah operasi atau melahirkan.
Meredakan tanda peradangan, seperti nyeri dan pembengkakan
Dikonsumsi oleh
Dewasa
Kategori kehamilan dan menyusui
Kategori C (sebelum minggu ke-30 kehamilan): Obat-obatan yang berdasarkan efek farmakologisnya telah atau diduga mampu memberikan dampak buruk bagi janin, namun tidak sampai menyebabkan suatu kecacatan yang sifatnya permanen.Kategori D (setelah minggu ke-30 kehamilan): Ada bukti positif mengenai risiko terhadap janin manusia, tetapi besarnya manfaat yang diperoleh mungkin lebih besar dari risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa.
Piroxicam terserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa memberi tahu dokter.
Bentuk
Tablet dan gel
Peringatan Sebelum Mengonsumsi Piroxicam:
Beri tahu dokter jika pernah atau sedang menderita anemia, gangguan pencernaan, asma, hipertensi, diabetes, penyakit jantung, stroke, kelainan darah, dan hiperkalemia.
Jangan menggunakan piroxicam sebelum atau setelah menjalani operasi jantung. Beri tahu dokter jika sedang menggunakan obat ini sebelum melakukan prosedur pengobatan lainnya.
Beri tahu dokter jika sedang menggunakan obat-obatan lainnya, termasuk obat herbal dan suplemen.
Jangan merokok dan hindari minuman beralkohol selama menggunakan piroxicam.
Saat mengonsumsi piroxicam, sebaiknya tidak mengemudi atau mengoperasikan alat berat karena obat ini bisa menyebabkan rasa kantuk, pusing, dan gangguan penglihatan.
Selama menggunakan piroxicam, kulit bisa jadi lebih sensitif terhadap cahaya. Oleh karena itu, disarankan untuk mengenakan topi atau pakaian tertutup saat bepergian.
Jika terjadi reaksi alergi obat atau overdosis, segera temui dokter.
Dosis dan Aturan Pakai Piroxicam
Dosis piroxicam tergantung pada jenis penyakit yang dialami, tingkat keparahan gejala, kondisi kesehatan, usia, dan respons tubuh terhadap obat.
Beberapa gejala yang dapat diredakan dengan piroxicam adalah gejala radang sendi dan nyeri haid.
Dosis yang umum diberikan bagi pasien dewasa adalah 20 mg per hari yang dapat dikonsumsi sebanyak 1 kali per hari. Khusus bagi pasien lansia, dosis piroxicam akan dikurangi dari dosis orang dewasa.
Untuk piroxicam dalam bentuk gel, pasien disarankan menggunakan gel dengan kandungan piroxicam 0.5 % sebanyak 3 hingga 4 kali dalam sehari.
Cara Mengonsumsi Piroxicam dengan Benar
Gunakan piroxicam sesuai dengan anjuran dokter dan jangan lupa untuk membaca keterangan pada kemasan.
Piroxicam dapat bekerja lebih efektif jika dikonsumsi sejak awal munculnya rasa sakit atau peradangan. Obat sebaiknya dikonsumsi setelah makan. Untuk piroxicam gel, oleskan pada bagian yang meradang. Piroxicam gel tidak boleh digunakan pada daerah wajah.
Jangan mengonsumsi piroxicam lebih dari dosis yang dianjurkan dokter. Pastikan ada jarak waktu antara satu dosis dengan dosis berikutnya.
Simpan piroxicam di tempat tertutup dan terhindar dari hawa panas, lembap, dan sinar matahari langsung, serta jangan dibekukan. Jauhkan dari jangkauan anak-anak dan segera buang obat jika sudah kedaluwarsa.
Interaksi Piroxicam dengan Obat Lain
Terdapat sejumlah obat yang berpotensi menimbulkan interaksi jika dikonsumsi bersamaan dengan piroxicam. Berikut penjelasannya:
Meningkatkan efek samping methotrexate.
Menurunkan efektivitas obat penurun tekanan darah, seperti ACE inhibitor dan diuretik.
Meningkatkan risiko tukak lambung dan perdarahan saluran pencernaan, jika digunakan bersama obat antikoagulan, seperti warfarin.
Menyebabkan penurunan fungsi ginjal hingga menyebabkan gagal ginjal, jika digunakan bersama angiotensin II receptor blockers (ARB).
Efek Samping dan Bahaya Piroxicam
Semua obat berpotensi menyebabkan efek samping, termasuk piroxicam. Beberapa efek samping yang dapat terjadi saat mengonsumsi obat ini meliputi:
Camlibel, et al. (2019). Comparison of the Effects of Piroxicam and Diclofenac Sodium as Treatments for Primary Dysmenorrhea. Medical science monitor: international medical journal of experimental and clinical research, 25, pp. 157–164.
Dean, L. (2019). Piroxicam Therapy and CYP2C9 Genotype. Medical Genetics Summaries, ISSN: 3074-2401.
Badan Pengawas Obat dan Makanan RI (2017). Cek Produk BPOM. Piroxicam.
National Institute of Health (2019). MedlinePlus. Piroxicam.
National Institute of Health. PubChem. Piroxicam.
Mayo Clinic (2019). Drugs and Supplements. Piroxicam (Oral Route).
EMC (2016). Piroxicam Capsules 20mg.
EMC (2016). Piroxicam Capsules 10mg.
Drugs (2019). Piroxicam Capsules.
Drugs. Drugs. Piroxicam 20 mg Tablets.
Healthline (2016). Piroxicam, Oral Capsul.
Ogbru, O. MedicineNet (2019). Arthritis Health Center. Piroxicam.
Medscape. Drugs and Disease. Piroxicam (Rx).
MIMS Indonesia. Piroxicam.
Allen, H. Patient (2017). Medicines. Piroxicam Gel for Pain Relief.
WebMD. Drugs & Medications. Piroxicam.
Ingin Berkontribusi?
Masuk menggunakan akun microsite anda, apabila belum terdaftar silakan klik tombol di bawah.
Seluruh gambar dibawah ini bisa diklik untuk mendapatkan peluang dan manfaat
SILAHKAN KLIK GAMBAR-GAMBAR DIBAWAH INI UNTUK MENDAPATKAN INFORMASI/MANFAAT LAINNYA
Ganti lewat pengaturan, kecamatan, cek data dasar Jumlah KK & Anggota Keluarga di Desa Anda. Sudahkah sesuai jumlahnya atau desa anda ada/tidak ada dalam daftar Kementerian Dalam Negeri, Dirjen bina pemerintahan desa ?
Pelayanan dan penjelasan informasi pelaksanaan Seleksi CPNS 2021 melalui:
a. Menu Helpdesk pada https://sscasn.bkn.go.id;
b. Panitia seleksi pada :
– https://cpns.kemenkumham.go.id
– https://rekrutmen.kejaksaan.go.id
– https://ropeg.menlhk.go.id
– https://cpns.pertanian.go.id
– https://cpns.kemendikbud.go.id
– Sub Direktorat Liaison Direktorat Kerja Sama Internasional, dan Deputi Bidang Intelijen Luar Negeri.
Survei : Readiness dan Acceptence Study (sedang berlangsung)
Persiapan dan Koordinasi
Penetapan Permenkes Vaksinasi Covid-19
Penyusunan Pedoman teknis
Advokasi Sosialisasi Mobilisasi
Peningkatan Kapasitas SDM, Sarana (logistic)
Peningkatan Jejaring Pelayanan
Sistim Informasi Manajemen
Penyusunan Mikroplanning
PelaksanaanVaksinasi
Supervisi, Bimbingan teknis, monitoring
Evaluasi Rapid ConvinienceAssesment/Survey cakupan, Post introduction Evaluation, Review Pelaksanaan
Pelaksanaan pemberian vaksinasi
1. Dosis administrasi : diberikan 2 (dua) dosis/orang dengan jarak minimal 14 hari, sehingga dapat membentuk kekebalan
2. Pemberi layanan imunisasi COVID-19 adalah dokter, perawat dan bidan di fasilitas pelayanan kesehatan baik pemerintah, swasta maupun akademi/institusi Pendidikan, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), TNI dan Polri dalam jejaring Public Private Mix (PPM)
3. Teknis dan tempat pelaksanaan pemberian imunisasi, berdasarkan kajian ITAGI:
a. Kelompok usia produktif berusia 18 – 59 tahun, dilaksanakan di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah baik puskesmas, posbindu maupun RSUD/RSUP, kerjasama dengan klinik, klinik kantor/perusahaan, rumah sakit swasta, bidan praktek swasta dan lain – lain, termasuk pos – pos pelayanan imunisasi di tempat – tempat strategis
b. Kelompok penduduk dengan kormorbid berusia 18 – 59 tahun yang masih aktif/produktif sebaiknya dilaksanakan di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah (puskesmas dan Rumah Sakit), klinik dan rumah sakit swasta.
Teknis pelaksanaan vaksinasi COVID-19
Memerlukan waktu 15 menit/orang
Pendaftaran
Pengukuran (tekanan darah, rapid test kolestrol, gula darah, dll)
Edukasi tentang Imunisasi COVID-19
Anamnesa (siapkan list daftar pertanyaan)
Penyuntikan
Informasi jadwal imunisasi selanjutnya
Catatan :
Pelayanan posbindu 5 jam/hari
Waktu pelayanan 15 menit
15 menit x 20 orang sehingga diperlukan 300 menit atau 5 jam.
Teknis pelaksanaan vaksinasi COVID-19
PELAYANAN IMUNISASI COVID-19 DI POS IMUNISASI (Posyandu, Posbindu, Sekolah dan Pos pos yang ditentukan)
Ruang/tenda/tempat yang cukup besar, sirkulasi udara yang baik. Bila ada kipas angin, letakkan di belakang petugas kesehatan agar arah aliran udara kipas angin mengalir dari tenaga kesehatan ke sasaran imunisasi;
Bersihkan ruang/tempat pelayanan imunisasi sebelum dan sesudah pelayanan dengan cairan disinfektan;
Fasilitas mencuci tangan pakaisabun dan air mengalir atau hand sanitizer;
Atur meja pelayanan antar petugas agar menjaga jarak aman 1 – 2 meter.
Ruang/tempat pelayanan imunisasi hanya untuk melayani orang sehat;
Jika memungkinkan sediakan jalan masuk dan keluar yang terpisah. Sasaran dan pengantar keluar dan masuk bergantian;
Tempat/ruang tunggu sebelum dan sesudah imunisasi terpisah. Tempat duduk dengan jarak aman antar tempat duduk 1 – 2 meter. Sesudah imunisasi sasaran menunggu selama 30 menit.
Contoh Pengaturan Ruang/ Tempat Pelayanan Imunisasi
Dalam pedomen teknis ini dipaparkan pula TIMELINE PENGADAAN, DISTRIBUSI DAN PELAYANAN IMUNISASI COVID-19, serta hasil survei yang dilakukan Kemenkes.
Diperlukan pelaksanaan survei persepsi masyarakat untuk vaksin COVID-19 (mempertimbangkan vaccine hesistancy di Indonesia)
Country readiness assesment dalam rangka menilai kesiapan pelaksanaan pemberian imunisasi COVID-19 yang ditinjau dari berbagai aspek mulai dari tahap mikroplanning, pelaksanaan dan
monev
Pembentukan kelompok kerja tingkat nasional, provinsi/kab/kota dalam rangka koordinasi, harmonisasi pelaksanaan imunisasi COVID-19
Pelaksanaan Cost Effectivess Analysis (CEA) imunisasi COVID-19, apabila imunisasi COVID-19 akan masuk sebagai Program Imunisasi Nasional
Antispasi Komunikasi Risiko pelaksanaan baik isu halal-haram, kelompok antivaksin
Penguatan SDM melalui pelatihan dengan BPSDM dan Sistim Informasi kolaborasi dengan Pusdatin
Kesimpulan
Grand Design Operasional Imunisasi disusun berdasarkan ketersediaan vaksin yang faktanya sampai saat ini cukup dinamis.
Logistik coldchain diperkirakan memadai melihat ketersediaan vaksin yang bertahap, demikian pula jumlah dan rasioVaksinator
Pelaksanaan tetap mempertimbangkan pelaksanaan imunisasi rutin yang saat ini cakupannya masih rendah.
Penetapan Permenkes tentang PelaksanaanVaksinasi COVID-19, jabaran teknis dari Perpres.
Perlu beberapa skema : imunisasi sebagai program, imunisasi pilihan skema sektor swasta, maupun sebagai bagian dari asuransi kesehatan
Pencanangan imunisasi COVID-19 oleh Kepala Negara dalam rangka