Bantuan benih jagung dari dinas pertanian di duga di jual oleh salah satu oknum Poktan
3 min readLamongan, Bantuan bibit jagung dari dinas pertanian di duga di jual oleh salah satu oknum Poktan di salah satu desa di wilayah kecamatan babad(28/6/2024).
Menurut yn(salah satu warga yang tidak mau di sebutkan namanya)menjelaskan bahwa bibit jagung tersebut di beli oleh petani dari salah satu Poktan di desanya seharga 20 ribu perbungkus.
“Dari tetangga kita yang sudah ambil tiap petani yang ambil di kenakan biaya sebesar 20.000/bungkus”ujarnya,
Yn yang setiap hari bekerja sebagai petani menambahkan berkenaan dengan kejanggalannya lantaran bibit jagung tersebut di tempat Poktan lain khusunya Poktan Mufid diberikan secara gratis.
“Saya meras janggal kenapa di Poktan lain khususnya poktannya pak Mufid bibit jagung tersebut di bagikan secara cuma cuma(gratis), Tapi di Poktan pak Agus dan pak Fadlan di berikan dengan syarat mengganti ongkos kirim sebesar 20.000/kg”,
“Dan Setiap ada bantuan dari dinas pertanian baik berupa benih maupun pupuk di poktannya pak Mufid adanya iuran yang berdasarkan kesepakatan hasil dari musyawarah atau dalam kata lain adanya transparansi, hal ini yang membedakan dengan poktannya pak fadlan maupun pak agus”,
“Lantaran hal tersebut kami para petani enggan untuk mengambil bantuan bibit jagung tersebut tersebut “tandasnya,
Menurut Agus(ketua Poktan dusun Dati)saat di konfirmasi oleh wartawan suaradesaku.net mengatakan bahwa dirinya tidak menjual bibit bantuan jagung tersebut(24/6/2024).
“Saya tidak menjual bantuan bibit jagung tersebut”ujarnya,
Saat di tanya prihal sumber dan asal bantuan tersebut serta kenapa belum sepenuhnya di salurkan kepada masyarakat, beliau menjelaskan bahwasannya bantuan bibit tersebut dari dinas pertanian dan terkait warganya benyak yang tidak di ambil lantaran musimnya kemarin kurang tepat untuk tanam jagung.
“Bantuan bibit jagung tersebut dari dinas pertanian, satu bungkusnya berat bersih 5kg”,
“Bibitnya pun masih ada di rumah saya, banyak yang belum ambil kemungkinan lantaran pada saat penerimaan kemarin masyarkat lebih memilih tanam padi soalnya intensitas hujan pada saat itu cukup tinggi”,smbungnya,
Beliau juga menambahkan terkait bantuan tersebut di terimahnya dari dinas pertanian sekitar bulan Mei
“Bantuan tersebut di terimah oleh Poktan Poktan di desa kami sekitar kurang lebih bulan 5 atau tepatnya bulan Mei”pungkasnya,
Di sisi lain menurut Estifaizah(petugas penyuluh lapangan)menyampaikan bantuan tersebut leding sektornya dari dinas pertanian.
“Bantuan bibit jagung tersebut leding sektornya adalah dinas pertanian”,
“Data banpem th 2024 benih jagung pertiwi 3 desa di desa datinawong,
Perpoktan dapat luasan 50 ha, jumlah benih 750 kg = 37 dus + 2 kantong”,
1 dus isinya 4 kantong, 1 kantong isi 5 kg”jelasnya,
Terkait soal bibit bantuan jagung yang desas desusnya di penjual belikan, beliau mengatakan tidak tahu.
“Soal bibit jagung yang infonya di duga perjual belikan, saya selaku pendamping lapangan belum tahu”,
“Tapi saya pribadi pernah menyarankan agar bibit tersebut segera di bagikan dan jangan sampai memungut biaya, tapi kalau memang di perlukan lantaran untuk ongkos bongkar kuli boleh memintak kepada para petani tapi dengan suka rela”pungkasnya,
Sementara itu menurut Yaqin(pj kades )saat di konfirmasi via whatsap mengatakan terkait bantuan bibit jagung yang di duga di perjual belikan tersebut belum mengetahuinya.
“Waalaikumsalam terimah kasih pak infonya saya baru tahu info tersebut dari panjenengan, insyaallah nanti saya klarifikasi cari info terlebih dahulu”,
“La iku bozz oleh wae pj kades gak dikandani gak roh lurike duwit(logatnya dalam bahasa Jawa)”tandasnya.
Menurut salah satu aktivis Indonesia bebas Masalah mengatakan akibat belum tersalurkannya bantuan benih jagung tersebut menjadikan bantuan tersebut mubazir.
dinas terkait berikan bantuan benih jagung itu kemungkinan sedang persiapan musim kemarau, lantran musim kemarau lebih pas tanam jagung dari pada tanam padi”,
“Dengan belum di bagikannya benih jagung tersebut amat sangat disayangkan, sebab sebagian petani terpaksa tanam padi dan sebagian lagi tidak di tanami”
“Dan itu sangat merugikan petani serta bantuan tersebut jadi mubazir”tegasnya,
Hingga berita ini ditulis kepala UPT pertanian setempat belum bisa di hubungi.