Meskipun Momen Hari Raya Qurban Telah Lewat Namun Harga Terus Naik, Ada Apakah???
2 min readSuaradesaku.net, Lamongan: Meskipun momen idul adha telah lewat, namun harga sejumlah kebutuhan pokok terus alami kenaikan harga.
Seperti halnya pada telur jenis ayam buras yang terus alami kenaikan harganya di tingkat pengecer maupun grosir.
Menurut mbak Mala (penjual telur di pasar tradisional Sukodadi). Dirinya membenarkan terkait naiknya beberapa kebutuhan pokok terutama pada telur jenis ayam buras.
“Beberapa kebutuhan pokok terus alami kenaikan harga, terutama pada harga telur jenis ayam buras”, tuturnya. (5/7/2023)
“Biasanya pada momen setelah hari raya harga telur jenis ayam buras berangsur turun atau juga pada posisi stabil, namun kali ini terus alami kenaikan harga hampir di setiap hari”, ujarnya,
Mbak Mala juga menyampaikan ketidaktahuannya secara pasti mengenai hal yang menjadi pemicu naiknya harga telur jenis ayam buras.
“Penyebab naiknya harga telur jenis ayam buras, kita selaku pedagang kecil hanya bisa menerka nerka lantaran tidak tahu secara pasti penyebabnya”, lanjutnya.
“Kalau dilihat dari jumlah permintaan pembeli di tingkat pengecer malah terus alami penurunan”, tegasnya.
“Biasanya dari pengalaman saya selama jual telur, yang membuat harga telur jenis ayam buras terus alami kenaikan begitu cepat adalah bebarengannya dengan cairnya program bantuan yang dulu akrab di kenal dengan BPNT yang di beberapa desa masih ada yang menyediakan dan mengarahkan kepada para penerimah bantuan tersebut untuk membeli atau menukarkan uang di tempat yang telah di sediakan”, paparnya.
“Kami berharap agar pemerintah dan dinas terkait segera melakukan tindakan agar harga telur bisa stabil”, tandasnya.
Sementara itu menurut Fahmi (salah satu agen telur) menuturkan tentang kebingungannya dalam menentukan harga telur yang bisa di katakan tidak stabil.
“Jujur keadaan seperti ini membuat kami amat bingung dalam menentukan harga jual di tingkat grosir maupun pengecer lantaran di setiap harinya harga terus alami kenaikan”, sambatnya.
“Biasanya keadaan seperti ini terjadi lantaran bebarengan dengan cairnya bantuan pemerintah yang dulu akrab dikenal dengan BPNT”, urainya.
“Harga jual di tingkat grosir untuk saat ini(4/7/2023)sudah mencapai angka 28.600/kg dan kemungkinan masih bisa naik lagi”, ucapnya.
Menurut Siti Rokayah salah satu warga sugio yang hampir di setiap hari belanja di pasar sukodadi juga mengatakan bahwasannya semua kebutuhan dapur alami kenaikan harga.
“Mundak kabeh mas, panen gak dadi sembarang mundak kabeh(ujarnya dalam logat jawa)”, keluhnya.
Dari pantauan awak media Suaradesaku.net, berikut harga telur di tingkat pengecer (5/7/2023):
- di pasar tradisional Sukodadi 31.000/kg,
- di pasar tradisional plembon 31.500/kg,
- di pasar tradisional Moropelang 31.000/kg,
- di pasar tradisional karanggeneng 32.000/kg,
- di pasar tradisional turi 31.000/kg, dan
- di pasar tradisional lembung 32.000/kg.