PT. BANK PANIN GRESIK DIDUGA FRAUD: BIKIN RUWET DAN MEMPENGARUHI NASABAH UNTUK NAKAL?

Jika melihat nasabah yang bernama sumiati yang sudah lunas sekitar dua bulan yang lalu namun jaminan tidak dikeluarkan, hal ini adalah rekayasa bank agar nasabah tidak bisa lepas dari cengkeraman kreditnya. Untuk salinan akta perjanjian kredit, bank wajib memberikannnya kepada debitor pada saat setelah ditandatangani perjanjian kredit tersebut tanpa diminta, semua sudah diatur dalam peraturan OJK 01/POJK.07/2013

_{Oleh Andika}
^{Team Reportase Perlindungan Konsumen}

Suaradesaku.net: Debitor H keluhkan pelunasan kreditnya di PT. Bank Panin KCP Gresik, lantaran dirinya pada desember 2021 tahun lalu telah mengajukan kredit sebesar Rp.100 juta dengan tenor 12 bulan tidak disetujui dan kredit akan disetujui jika dengan tenor 18 bulan, angsuran Debitur sebesar Rp. 6,7juta-an

Informasi menyesatkan 

H berkali-kali meminta salinan:

1. akta perjanjian kreditnya,
2. salinan akta notarisnya,
3. polis asuransinya,
4. rincian biaya kredit

namun hanya diberikan janji manis dan dipimpong dengan memberikan informasi yang menyesatkan kepada H dengan mengarahkan H ke notaris untuk meminta akta perjanjian tersebut ke notaris, setelah H ke notaris, notaris mengatakan :

“Sampeyan ke bank soalnya semua akta sudah saya berikan ke bank”, seperti ditirukan H kepada awak media. (04/08/2022).

Lebih enak menunggak 

H datang ke Kantor Bank dengan maksud dan tujuan melunasi kreditnya Pada tanggal 26 Juli 2022 (sebelum H bertemu dengan bagian terkait).

H lebih dahulu bertemu dengan pegawai bank lainnya, H diberikan informasi jika pelunasan kredit yang lancar susah, namun jika pelunasan kredit bermasalah (menunggak) enak,

“Jika pelunasan kredit bermasalah (menunggak) enak soalnya mendapatkan perlakuan khusus dengan diberikan kemudahan proses pelunasan dan tidak ada biaya penalty”, lanjutnya.

Jaminan harus menunggu lebih lama lagi

Setelah H bertemu dengan bagian terkaiy llt penyelesaian kreditnya. Lalu, H mendapatkan perincian pelunasannya dan H Setuju dengan perincian pelunasannya walau harus di bebani biaya penalty 3 X angsuran kreditnya,

Namun setelah H setuju dengan perhitungan pelunasannya adalagi mekanisme pelunasan akan diajukan dulu tanggal 1 sampai 5 awal bulan.

Padahal H sudah mengajukan pelunasan semenjak awal Juni 2022, sedangkan jaminan harus menunggu lebih lama lagi karena jaminan berada di kantor penyimpanan jaminan yang ada mekanismenya tersendiri, namun semuanya tidak dijelaskan secara detail diawal oleh bank kepada H.

Jaminan belum keluar 2 bulan setelah lunas

Berbeda dengan Sumiyati selaku Debitor PT. Bank panin yang sudah melunasi kreditnya sekitar dua bulan yang lalu, jaminan sumiyati belum dikeluarkan oleh Bank meskipun sudah diminta berkali-kali.

Jalan buntu 

H merasa dirinya mememui jalan buntu untuk rencana pelunasannya, Akhirnya mengadu ke LSM ILHAM Nusantara.

LSM ini kemudian menindaklanjuti dengan mendatangi kantor bank untuk konfirmasi pada tanggal 27 Juli 2022, dan tanggal 28 Juli 2022.

Tidak hanya itu, LSM ini juga melayangkan surat permohonan ke Bank panin dengan nomor 034/P/DPP-LSM ILHAM Nusantara/VII/2022.

Mengadukan ke pimpinannya 

Surat LSM baru direspon oleh bank, dan akhirnya pada tanggal 04 agustus 2022 pada pukul 16.00 WIB bertemu bersama antara bank (Saidun dan Yudi), LSM dan H dirumah H, saat itu H diberikan fotocopy akta perjanjian bukan salinan yang dibuat notaris dan surat persetujuan perjanjian.

Dalam pertemuan bertiga tersebut, Charif Anam ketua LSM mendesak bank untuk dapat menerima pembayaran pelunasan H pada keesokan harinya tanggal 5 agustus 2022 dan jaminan H dikeluarkan pada tanggal tersebut, sedangkan untuk Roya bisa menyusul senin. (04/08/2022)

“Bank memberikan janji akan mengajukan ke pimpinannya, dan tanggal 5 agustus 2022 saat dikonfirmasi bank memberikan alasan bahwa sudah disampaikan ke pimpinannya masih rapat Sejak pagi sampai jam 15.00 WIB belum selesai”, ujar Saidun. (05/08/2022).

Masih diusahakan belum bisa dipastikan

H benar-benar kecewa terhadap perlakuan bank kepada dirinya, H sudah konfirmasi ke bank dan di-infokan senin masih diusahakan belum bisa dipastikan. (05/08/2022).

Diluar kewajaran ?

Menurut Charif Anam ketua umum LSM ILHAM Nusantara perlakuan bank panin adalah merupakan diluar kewajaran.

“Menurut kami, hal ini  mendesak dan memberikan edukasi kepada nasabah lainnya untuk berbuat nakal”, tuturnya.

“Sebab jika nasabah bermasalah melakukan pelunasan kreditnya akan diberikan pelayanan yang diistimewakan sedangkan perlakuan kepada nasabah lancar harus dibebani biaya penalty yang sangat mencekik leher ditambah mekanisme yang tidak sesuai dengan perjanjian kreditnya”, lanjutnya.

Pinalti 3 kali angsuran

Memang didalam perjanjian, menurutnya, jika pelunasan dipercepat ada biaya pinalti 3 kali angsuran.

“Pelunasan bisa dilakukan sebelum tanggal 20 namun tidak ada yang berbunyi bahwa pelunasan dipercepat harus diajukan dulu dari tanggal 1 sampai 5 baru pengambilan jaminan ada mekanismenya lagi dan menunggu proses yang lama lagi”, tegasnya.

Rekayasa ?

Jika melihat nasabah yang bernama sumiati yang sudah lunas sekitar dua bulan yang lalu namun jaminan tidak dikeluarkan, hal ini adalah rekayasa bank agar nasabah tidak bisa lepas dari cengkeraman kreditnya.

“Untuk salinan akta perjanjian kredit, bank wajib memberikannnya kepada debitor pada saat setelah ditandatangani perjanjian kredit tersebut tanpa diminta, semua sudah diatur dalam peraturan OJK 01/POJK.07/2013”, paparnya.

Dikesampingkan ?

Sedangkan jika kita lihat akta perjanjian kredit, ada pasal undang-undang yang dikesampingkan.

“Hal inilah sebagai dasar kami untuk menyurat ke OJK menanyakan apakah perjanjian yang dibuat sudah sesuai dengan standar perjanjian atau belum, dan akan mendesak OJK untuk memeriksa atas Dugaan FRAUD yang dilakukan oleh bank Panin (06/08/2022)”, tutupnya.

Editor Desaku

See author's posts