November 23, 2024 Login Daftar

Suaradesaku.net

Situs Informasi Terbaru & Terakurat

Meramalkan Pemimpin-pemimpin: Desa, Wilayah hingga Pemimpin Nasional Dilihat Dari Sudut Fisiognomi?

12 min read

Setidaknya bisa mendapatkan gambaran secara umum mengenai karakter seseorang pada saat berkomunikasi secara langsung dengan membaca karakter wajah seseorang

 

Oleh Imam S Ahmad Bashori Al-Muhajir
Founder Team Investigasi dan Reportase Indonesia Raya

Suaradesaku.net: Fisiognomi berasal dari kata Inggris physiognomy, kemudian merupakan sebuah singkatan dari fisiologi dan anatomi. Keilmuan ini, tidak sedikit dikaji oleh beberapa ahli psikologi saja, melainkan juga para dokter.

Fisiognomi atau sering disebut juga ilmu firasat wajah atau ilmu membaca karakter seseorang lewat wajah.

Dalam ilmu fisiognomi wajah dipakai sebagai pedoman dalam memahami sifat seseorang dikarenakan wajah merupakan organ tubuh yang biasanya tidak tertutup.

Dengan kata lain, fisiognomi merupakan seni meramal seseorang dengan cara mengamati wujud mata, hidung, gigi, dan telinga.

Dengan kata lain, berbagai macam bentuk mata, hidung, gigi, dan telinga dapat melihat masa depan seseorang.

 

Tidak perlu minta izin

Selain itu untuk melihat wajah seseorang, kita tidak perlu meminta izin kepada yang bersangkutan. Secara sederhana wajah bisa dilihat dari foto atau berhadapan secara langsung.

Penguasaan ilmu fisiognomi akan memberikan manfaat yang besar sekali dan dapat meluaskan cakrawala serta pengetahuan terutama yang berhubungan antar manusia.

Seandainya kita kaitkan dengan dunia teknologi modern pada zaman sekarang, masih sangat relevan, misalnya menyangkut hubungan bisnis dan kemitraan, persahabatan, percintaan serta perjodohan.

Selain itu, ilmu Fisiognomi juga bersifat sangat praktis dan sederhana dalam praktiknya. Karena tidak membutuhkan alat apapun, bahkan tidak ada kesulitan pada saat menerapkannya.

Jadi, setidaknya bisa mendapatkan gambaran secara umum mengenai karakter seseorang pada saat berkomunikasi secara langsung dengan membaca karakter wajah seseorang.

Karya ini meneguhkan Imam Fakhruddin ar-Razi sebagai perintis ilmu fisiologi-anatomi atau fisiognomi

Fisiognomi barat Vs Fisiognomi timur

Fisiognomi, kini dibagi dua. Yakni, Fisiognomi Barat yang dipelopori oleh para ahli Yunani dan Fisiognomi Timur yang berasal dari Tiongkok dan India.

Firasat merupakan cahaya yang Allah SWT letakkan di dalam pangkal perasaan bati manusia. Dengannya, seorang hamba dapat membedakan antara yang hak dan batil, serta yang jujur dan yang dusta. Terang atau redupnya cahaya tersebut berbanding lurus dengan kekuatan iman seseorang.

Maka dari itu, firasat yang dirasakan para nabi dan rasul tentunya berbeda daripada orang-orang biasa. Sejarah Islam mencatat, para sahabat Rasulullah SAW, semisal Abu Bakar ash-Shiddiq atau Umar bin Khattab, pun memiliki firasat yang cukup tajam.

Yang mereka rasakan itu termasuk jenis firasat yang bersumber dari hidayah. Itu hanya dianugerahkan oleh Allah kepada hamba-hamba-Nya yang dikehendaki.

Pembahasan tentang firasat demikian tertuang dalam karya Imam Fakhruddin ar-Razi yang berjudul, Al-Firasah: Daliluka ilaa Ma’rifah Akhlaq an-Naas wa Thabai’ihim wa Ka’annahum Kitabun Maftuh. Kitab tersebut sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Salah satu terjemahannya termaktub dalam buku Kitab Firasat: Ilmu Membaca Sifat dan Karakter Orang dari Bentuk Tubuhnya (2019).

Ilmu firasat atau fisiognomi yang digagas ar-Razi tentu mendahului pemikiran modern. Ulama besar yang lahir di tanah Persia itu hidup antara tahun 1150-1210 M. 

Sosok polymath ini tidak hanya menguasai ilmu tafsir, ilmu fikih, ushul fiqh dan teologi Islam, tapi juga ahli dalam bidang filsafat, logika, matematika, fisika, kedokteran, dan tentu saja fisiognomi.

Buku Kitab Firasat menjadi bukti bahwa sang alim telah melampaui zamannya. Jauh sebelum para ilmuwan modern berkecimpung dalam disiplin keilmuan ini—sebut saja Michael Scot (1175- 1232 M), Gerolamo Cardano(1501-1576 M), atau Giambattista Della Porta (1535–1615 M)— ar-Razi sudah terlebih dahulu mengenalkan fisiognomi kepada dunia. Berbagai kitab tentang ilmu membaca sifat dan karakter orang dari bentuk fisiknya—terutama wajah—lahir dari tangan dinginnya.

Ketika Cardano, misalnya, menyatakan bahwa karakter dan nasib orang dilambangkan oleh bentuk, garis, dan tanda-tanda di dahinya, ar-Razi sudah menuliskannya di buku ini. Tepatnya, pembahasan itu tertuang dalam tema “Petunjuk-petunjuk dari Dahi” (Dala`il al-Jabhah).

Dan, masih banyak lagi fakta ilmiah yang dikutip oleh para ilmuwan modern yang sebenarnya telah ditulis oleh ar-Razi jauh sebelumnya. Karena itu, meski ringkas dan sistematika penulisannya simpel, buku ini menjelaskan banyak hal soal kunci-kunci membaca kepribadian seseorang.

Dalam karyanya ini, Imam ar-Razi hanya memusatkan pembahasannya pada salah satu jenis firasat, yang disebutnya sebagai Firasat Khalqiyyah. Dalam istilah modern, itulah yang diklasifikasikan dengan fisiognomi, yaitu singkatan dari dari fisiologi dan anatomi. Artinya, ilmu ini mempelajari bagaimana membaca wajah dan sejumlah anggota fisik lainnya untuk mengetahui sifat, karakter, dan kepribadian seseorang.

Imam Fakhruddin ar-Razi memang pantas menyandang gelar pelopor fisiognomi dunia. Ilmuwan dari abad ke-12 itu adalah seorang keturunan Quraisy. Sebagai polymath, dia menguasai berbagai tradisi keilmuan, seperti tafsir, filsafat, termasuk firasat atau yang kini dikenal sebagai kepribadian atau watak.

Ar-Razi bernama asli Muhammad bin Umar bin Hasan bin Husain at-Taimi al-Bakri. Dia berasal dari Iran dan lahir di kota Ray yang menjadi nisbah namanya. Ar-Razi biasa dipanggil dengan nama Ibnu al-Khatib ar-Ray.

Ar-Razi adalah sosok pribadi yang multitalenta, memiliki banyak kelebihan, serta menguasai banyak ilmu. Kecerdasannya membuat orang-orang berdecak kagum. Salah satu karya ar-Razi yang berjudul asli al-Firasah ini menjadi warisan emas yang berharga bagi umat Islam.

Dalam buku ini, sang imam setidaknya menjelaskan ilmu firasat dalam tiga pembahasan. Pada pembahasan pertama, ia memaparkan tentang firasat dan kepribadian (mizaj). Kemudian, dia menjelaskan tentang keutamaan ilmu firasat menurut Alquran, Sunnah, dan akal.

Di antara dalil-dalil Alquran yang mengungkapkan ilmu firasat adalah surah al-Hijr ayat 75. Dalam surah itu, Allah SWT berfirman, yang artinya:

“Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang yang memperhatikan tanda-tanda.”

Ayat tersebut mengisahkan azab yang menimpa suatu kaum. Allah menegaskan, kejadian tersebut sesungguhnya adalah tanda yang sepatutnya dipikirkan manusia.

Pada pembahasan pertama ini, ar-Razi juga menjelaskan tentang pembagian ilmu firasat. Menurutnya, firasat yang didasarkan pada pengamatan atas kondisi lahiriah manusia merupakan jenis firasat yang bisa dipelajari dan diajarkan.

Ia pun memaparkan beberapa persoalan yang harus diketahui di dalam ilmu ini. Di antaranya adalah metode pengambilan kesimpulan dengan menekankan pada pembahasan teknik penelusuran (al-qiyafah). Begitu pula dengan teknik-teknik lain yang dapat digunakan untuk mengenali watak manusia.

Ar-Razi mengatakan, ada enam cara untuk mengetahui watak kepribadian seseorang. Misalnya, pengamatan terhadap bentuk dan rupa seseorang. Ambil contoh, seorang pemarah akan tampak pada wajahnya berbentuk dan rupa tertentu. Gurat wajah itu hanya muncul pada mereka yang sedang marah.

Artinya, jika kita melihat bentuk dan rupa orang yang sedang marah pada wajah seseorang, dapat kita simpulkan bahwa watak dasar orang itu adalah pemarah. Logika ini menegaskan kebenaran pernyataan yang berbunyi,

“Seorang yang memiliki rupa (wajah) seperti orang yang marah, pasti dia adalah seorang pemarah. Seorang yang memiliki rupa (wajah) seperti orang yang takut, pasti dia adalah seorang penakut.”

Selain itu, lanjut ar-Razi, untuk mengetahui watak kepribadian seseorang juga bisa dilakukan dengan mengenali jenis-jenis suara. Cara lainnya ialah dengan mengidentifikasi kesamaan ciri-ciri rasial, perbedaan jenis kelamin, dan sebagian watak yang sudah diketahui.

Pembahasan yang kedua berisi tentang kaidah-kaidah umum dalam ilmu firasat. Bagian ini terdiri atas beberapa pasal. Pertama, ciri-ciri kepribadian yang ideal dan tidak ideal. Dalam pasal ini, ia juga menjelaskan pelbagai karakteristik, seperti sanguinis, flegmatis, melankolis, kholeris, sanguinis-kholeris, sanguinis-melankolis, serta flagmatis-kholeris dan flegmatis-melankolis.

Adapun pembahasan yang ketiga berisi penjelasan ar-Razi tentang bagian-bagian tubuh tertentu yang dapat menunjukkan kondisi kejiwaan seseorang. Ia memaparkan semua itu dalam 17 pasal. Di antaranya adalah pengamatan atas petunjuk-petunjuk yang berasal dari organ-organ tubuh tertentu, seperti dahi, alis, mata, hidung, mulut, dan lain-lain.

Ar-Razi menjelaskan bahwa petunjuk mengenai berbagai kondisi psikis yang muncul di daerah kepala jauh lebih kuat daripada semua petunjuk yang muncul dari organ tubuh lainnya. Hal itu terjadi disebabkan beberapa alasan yang telah dijelaskan secara rinci di dalam pembahasan ketiga ini.

Misalnya, dengan melihat dahi seseorang, kita akan bisa mengetahui apakah orang itu memiliki sifat pemarah atau bodoh. Menurut ar-Razi, orang yang dahinya berkerut dan cenderung rata adalah seorang pemarah. Sementara, orang yang berdahi kecil adalah bodoh.

Melalui buku ini, Imam Fakhruddin ar-Razi membahas hubungan antara penampakan jasmaniah dan karakter orang

Buku firasat

Buku setebal 208 halaman ini cukup menarik sebagai bahan bacaan yang informatif. Sebagai contoh, ketika kita bertemu dengan orang asing di jalan, gambaran-gambaran yang diungkapkan ar-Razi dalam kitabnya mungkin dapat memberikan petunjuk. Kita pun bisa segera mengetahui, apakah orang tersebut memiliki karakter yang baik atau buruk.

Buku ini mengajarkan apa yang hendak disampaikan seseorang melalui bahasa dan bentuk tubuhnya. Karena itu, buku ini sangat cocok untuk dibaca orang yang menggeluti profesi tertentu seperti seorang pendidik, psikolog, penegak hukum, pebisnis, jurnalis, dan bahkan mereka yang sedang mencari pasangan ideal.

Kitab Al-Firasah karya ar-Razi ini juga tampak lebih istimewa dibandingkan kitab-kitab lain yang membahas ilmu firasat. Dalam kitab ini, cendekiawan Muslim tersebut berupaya untuk tetap mengedepankan kebenaran di setiap kata yang ia tulis.

Selain itu, ar-Razi juga sangat memahami kemampuan rasional pembacanya. Seakan-akan, ia memberikan kepada kita kunci setiap kepribadian agar kita mudah mengenali dan berinteraksi dengan mereka dalam kehidupan manusia yang penuh kamuflase.

Meskipun buku ini terbilang tipis, kita akan merasakan seolah-olah sedang membaca buku psikologi paling modern. Semua itu ditulis oleh ar-Razi dalam bingkai prinsip Islam yang benar, jauh dari persoalan remeh-temeh yang tidak ada kaitannya dengan firasat.

 

Penyakit dilihat dari wajah

Fisiognomi dan penyakit

Saat ini seni membaca wajah dikenal sebagai fisiognomi. Banyak yang mengatakan, seni membaca wajah berasal dari Cina. Pada 3000 sebelum Masehi, dokter Tingkok dilarang menyentuh wanita sehingga memperoleh kemampuan untuk mendiagnosis penyakit dengan melihat dari jauh. Mereka menemukan ada hubungan antara penampilan dan ekspresi wajah seseorang dengan kesehatan dan karakter mereka.

Dokter Yunani Hippocrates mendapat manfaat dari pengetahuan ini dalam diagnosis dan pengobatan beberapa penyakit. Bahkan, Plato dan Aristoteles juga menangani masalah ini. Orang-orang Arab kuno membuat penentuan dengan melihat jejak kaki. Ini disebut kıyafe atau firase yang berarti melacak dalam bahasa Arab. Mereka yang ahli dalam ilmu ini disebut kaif atau faris. Seiring berjalannya waktu, cabang ilmu ini berkembang.

Dengan penemuan kamera, pengenalan menjadi lebih mudah. Secara khusus, Sultan Ottoman Abdülhamid II sangat menghormati pentingnya fotografi dalam identifikasi dan penunjukan pejabat. Dia akan mencoba menebak karakter orang dari foto dengan ekspresi serius, jenis yang biasanya diambil untuk visa dan paspor dan dia biasanya menebak dengan benar.

Ilm-i kıyafet dan ilm-i sima adalah metode ilmiah yang dapat memberikan informasi untuk ilmu-ilmu seperti kedokteran, psikologi, dan pedagogi. Informasi ini dikembangkan berdasarkan dua prinsip. Yakni transfer pengalaman selama berabad-abad dan perbandingan yang dibuat dengan hewan. Misal, individu berdada lebar diibaratkan singa dan dianggap memiliki sifat pemberani.

Informasi yang diberikan dari ilm-i kıyafet dan ilm-i sima tidak dilihat sebagai ramalan tapi dievaluasi sebagai cabang ilmu pengetahuan yang sistematis. Orang-orang mencoba mengambil manfaat darinya, tidak hanya dalam pengobatan tapi dalam politik dan kehidupan sosial.

Banyak teks serius tentang hal ini di dunia Arab dan Persia. Orang Turki juga menulis teks yang sangat penting tentang hal ini yang disebut kıyafet-şinas (pengaku-tubuh) dan sima-şinas (pengaku-wajah). Semua nama penting dalam birokrasi dan komando militer Kesultanan Utsmaniyah dipilih melalui ilmu ini.

Fakhr al-Din al-Razi (1149-1210) yang merupakan salah satu otoritas dalam disiplin tafsir Alquran dan ulama sufi terkenal Ibn Arabi (1165-1240) dianggap sebagai master ilmu ini. Ada informasi tentang ilmu ini dalam buku terkenal Kutadgu Bilig, salah satu buku tertua dalam sastra Turki yang ditulis oleh negarawan Yusuf Khass Hajib Balasguni hidup pada abad ke-11.

Seperti disebutkan sebelumnya, informasi ini tercermin dalam puisi dan banyak karya yang disebut kıyafetname ditulis di era Ottoman. Kyafetname tertua yang telah mencapai zaman adalah karya 153 bait penyair Hamdullah Hamdi. Hamdullah Hamdi adalah putra bungsu Akshamsaddin, salah satu guru sufi Sultan Mehmed II.

Menurut ayat Alquran, penciptaan manusia adalah dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Dalam sabda Nabi Muhammad, manusia adalah makhluk yang berbeda dengan makhluk lain. Hubungan antara moralitas dan penampilan manusia disorot dalam ayat Alquran. 

Contohnya dalam surat Al-Fath ayat 29 yang menyebut “Pada wajah mereka tampak tanda-tanda bekas sujud.”

Seorang penyair Utsmaniyah pernah berkata “Siapa pun yang memiliki wajah cantik, dia memiliki moral yang baik.” Ekspresi wajah cantik yang dimaksud bukan hanya kecantikan fisik melainkan keindahan dalam tersenyum, mencintai, dan termasuk orang-orang yang positif. Situasi ini digambarkan sebagai memiliki cahaya surgawi di wajah.

Hal utama dalam budaya Islam adalah selalu mengenal diri sendiri dan memperbaiki akhlak. Erzurumlu Ibrahim Hakki berkata :

“Manusia yang diciptakan oleh Allah dengan sebaik-baiknya dengan meniup dari rohnya, tidak memiliki bentuk dan peringai yang sama. Dalam hal ini, seseorang harus mengenal dirinya sendiri dan berhati-hati untuk memperbaiki perilakunya. Jika dia kemudian melihat penampilan orang-orang di sekitarnya dan belajar tentang akhlak mereka, maka penghidupannya akan lebih baik. Dia tidak menyakiti siapa pun atau disakiti oleh siapa pun”.

 

Konten ini bisa berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu

 

Jika berhasil tidak dipuji,
Jika gagal dicaci maki.
Jika hilang tak akan dicari,
Jika mati tak ada yang mengakui

 

 

Ingin Berkontribusi?

Masuk menggunakan akun microsite anda, apabila belum terdaftar silakan klik tombol di bawah.

 

Independensi adalah Ruh Suara Desaku. Sejak berdiri pada 4 November 2002, kami menjunjung tinggi jurnalisme yang tidak berpihak pada kepentingan politik mana pun. Dalam setiap pemberitaan, redaksi Suara Desaku selalu berikhtiar mencari kebenaran meski di tempat-tempat yang tak disukai.

Karena itu, kami konsisten memilih pendekatan jurnalisme investigasi. Hanya dengan metode penyelidikan yang gigih dan sistematis, kami berharap bisa melayani publik dengan informasi yang benar mengenai skandal maupun pelanggaran terstruktur yang merugikan khalayak ramai.

Tentu kami tak akan bisa menjalani misi ini tanpa Anda. Dukungan Anda sebagai pelanggan Suara Desaku akan membuat kami lebih independen dan lebih mampu membiayai berbagai liputan investigasi mengenai berbagai topik yang relevan untuk Anda.

Kami yakin, dengan bekal informasi yang berkualitas mengenai isu-isu penting di sekitar kita, Anda bisa mengambil keputusan dengan lebih baik, untuk pribadi, lingkungan maupun bisnis Anda.

Registrasi

 


 

Baca juga:

 

 

Buku ilmu makrifat jawa sangkan paraning dumadi.pdf

 

Boleh share dan copy paste

Jika kau sudah membaca tulisan ini kau sudah mendapatkan pahalanya,
namun bila kau menyebarkannya dan orang lain mendapatkan manfaat juga maka akan dilipat gandakan pahalamu Insya Allah

Redaksi mengundang daftar login menulis sendiri dalam program jurnalime warga suaradesaku.net pojok kanan atas untuk mendapatkan akses tayang sendiri update desa masing-masing se-Indonesia

 

Produk  Hukum NU

 

AMALIYAH NU

BUKU DAN KITAB

SEJARAH

  1. Ilmu Sejarah
  2. Pengantar Ilmu Sejarah
  3. Liputan Khusus Majalah Tempo : Republik  Di Mata Indonesianis
  4. Mansia dan Sejarah
  5. Tatanan orde baru
  6.  

  1.  

Isu-isu Masyarakat Digital Kontemporer

Strategi Kewirausahaan Digital

Wawasan Islam

  1. Proses Revolusi Islam ; Sayyid Abul A’la Al-Maududi
  2. Agama Islam dan Politik
  3. Gerakan Sempalan di Indonesia
  4. Orang Nusantara Naik Haji
  5. Komunisme Musuh Islam Sepanjang Sejarah
  6. Asas-asas Islam
  7. Beberapa Studi Tentang Islam
  8. Cara Hidup Islam
  9. Dasar-dasar Islam
  10. Beberapa Pelajaran Dalam Amal Islami
  11. Empat Istilah Dalam Al-Qur’an
  12. Menuju Madinatul Munawwarah
  13. Hand Book Imarah Islam Indonesia
  14. Perang Salib Vs Perang Sabil : Abdul Qadir Djaelani
  15. Intelijen Nabi
  16. Sirah Nabawiyah – Said Ramadhan Al-Buti
  17. Karen Amstrong – Sejarah Tuhan
  18. Ibn Katsir – Tafsir Ibn Katsir juz 1 [35.4 MB |download], juz 2 [19.6 MB |download], juz 3 [13.4 MB |download], juz 4 [15.6 MB |download], juz 5 [16.7 MB |download], juz 6 [23.3 MB |download], juz 7 [18.5 MB |download], juz 8 [15.7 MB |download], juz 9 [17.9 MB |download]
  19. Halumma Ila Mardhatillah, Ibnu Bahasan, Maramedia Publishing, 2010
  20. Terjemah Ta’alim Muta’allim Karya Syaikh Az-Zarnuji

 

Militer/Polisi
  1. Hukum peradilan militer
  2. Hukum acara peradilan
  3. Minimum Essential. Force (MEF)
  4. Sistem Peradilan Pidana Terpadu

Kejawen

    1. Kejawen
  1. Sangkan paraning dumadi
  2. Babad tanah jawi

 

 

 

20360cookie-checkMeramalkan Pemimpin-pemimpin: Desa, Wilayah hingga Pemimpin Nasional Dilihat Dari Sudut Fisiognomi?

Leave a Reply

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.