November 21, 2024 Login Daftar

Suaradesaku.net

Situs Informasi Terbaru & Terakurat

Metode Cuci Otak

14 min read

Cuci otak adalah sebuah upaya pembentukan ulang tata berpikir, perilaku dan kepercayaan tertentu menjadi sebuah tata nilai baru. Praktek ini biasanya merupakan hasil dari tindakan indoktrinasi, dalam psikopolitik diperkenalkan dengan bantuan penggunaan obat-obatan, hipnosis/bius dan sebagainya. Dan biasanya dipakai orang tidak bertanggung jawab

 

Oleh Imam Ahmad Bashori Al-Muhajir
Koordinator Investigasi/Ketua Indonesia Bebas Masalah

Sebutan “Brain Washing” akhir-akhir ini menjadi pembicaraan yang menarik selain di kalangan masyarakat umum tetapi juga di kalangan medis atau spesialis kedokteran.

Dalam bidang medis yang dimaksud “Brain Washing” adalah hampir sama dengan istilah DSA (Digital Substraction Angiography) otak. Jadi penamaan “Brain Washing” sebetulnya kurang begitu tepat untuk istilah kedokteran. Secara umum kita tahu istilah “Brain Washing” atau cuci otak hanya dipakai dalam dunia spionase maksudnya agar sandera dapat menerima dokrin yang ingin di-“jejal”-kan ke dalam pikirannya.

Pada tulisan ini kami akan menjelaskan apa itu DSA (Digital Substraction Angiography) otak dan juga manfaat DSA otak. Pemeriksaan ini dikerjakan dengan menggunakan pesawat angiografi radiologi, sehingga harus dikerjakan oleh spesialis radiologi yang memang sudah mengerti betul tentang proteksi radiasi untuk keamanan pasien. Pesawat angiografi menggunakan sinar-x secara “real time atau continue” untuk memantau pembuluh darah yang diperiksa setelah disuntikkan kontras, sehingga pembuluh darah akan terlihat dari fase arteri, fase jaringan sampai fase vena.

Tujuan DSA otak adalah untuk melihat kelainan pembuluh darah di otak seperti aneurisma (pelebaran pembuluh darah), AVM (Artery Venous Malformation), stenosis (penyempitan), AVF (Artery Venous Fistule) dan tumor yang banyak mengandung pembuluh darah (meningioma). Selain menentukan kelainan pembuluh darah, pemeriksaan DSA otak dapat dilanjutkan dengan pengobatan kelainan-kelainan tersebut. Pengobatan aneurisma dengan “coiling”, AVM dengan embolisasi mengunakan “glue”, stenosis akan dilebarkan dengan “balloon”, serta embolisasi AVF dan meningioma.

Pemeriksaan awal yang diperlukan untuk DSA (Digital Substraction Angiography) otak adalah MRI, MRA (Magnetic Resonance Angiography) dan MRV (Magnetic Resonance Venography). Dari pemeriksaan ini kita dapat mengetahui kelainan pembuluh darah. Apabila ditemukan kelainan yang mencurigakan maka akan dilanjutkan dengan DSA otak.

Idiopathic Intracranial Hypertension (IIH) adalah keadaan hipertensi (kenaikan tensi darah) yang disebabkan penyempitan pembuluh darah  vena di otak. Pengobatan dengan memperlebar penyempitan tersebut dinyatakan berhasil mengatasi IIH, seperti yang dilaporkan pada American Journal Neuroradiology, September 2011.

Versi lainnya

Digital Substraction Angiographyatau DSA merupakan teknik neurointervensi atau pemeriksaan penunjang pada bagian saraf yang digunakan untuk melihat gambaran pembuluh

darah pada otak. DSA dapat digunakan sebagai alat diagnostik, yaitu untuk melihat adanya kelainan pembuluh darah, atau juga bisa digunakan sebagai alat terapi, dengan memberikan obat, alat, atau implan pada pembuluh darah yang dituju, atau sebagai terapi pelengkap saat menjalani operasi.

Pada dasarnya teknik neurointervensi ini jarang digunakan sebagai terapi utama stroke, karena sifatnya yang invasif dan lebih mahal dari pilihan tindakan lainnya. Pada pasien stroke non pendarahan atau stroke iskemik, terdapat syarat yang harus dipenuhi sebelum melakukan tindakan ini, yaitu usia yang harus kurang dari 86 tahun, tidak ada riwayat pendarahan sebelumnya, tekanan darah normal, dan masih dalam periode emas atau kurang dari 8 jam setelah munculnya serangan, karena apabila sudah melewati periode emas kemungkina sel yang dilalui oleh pembuluh darah tersebut sudah mati dan aliran darah yang dilancarkan tidak berguna lagi.

“Oleh karena itu, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter spesialis saraf yang merawat Anda untuk mendiskusikan kekurangan dan kelebihan dari teknik ini, dan apa pilihan alternatif lain yang bisa Anda lakukan”, tutur dr. Talitha Najmillah Sabtiari dalam konsultasinya dalam alodokter. (5/3)

Mengenal metode cuci otak ala terawan

Metode cuci otak adalah modifikasi metode DSA yang biasa digunakan untuk mendeteksi penyakit dengan memasukkan heparin yang berfungsi untuk mengencerkan darah.

Mengutip laman Stanford Health Care, metode DSA sejatinya hal yang lumrah di dunia kedokteran. Teknik ini digunakan untuk memberikan gambaran pembuluh darah di otak untuk mendeteksi penyakit stroke.

Motodenya dilakukan dengan memasukkan kateter melalui arteri di kaki dan mengalirkannya ke pembuluh darah di otak. Petugas kemudian menyuntikkan cairan kontras yang mampu memberikan gambaran utuh mengenai pembuluh darah di organ dalam tubuh.

Tidak hanya menyuntikkan cairan kontras, metode ‘cuci otak’ Terawan juga memasukkan heparin ke dalam pembuluh darah. Ini merupakan obat khusus yang berfungsi mengencerkan darah.

Terawan mengerjakan penelitian ini sebagai disertasi program doktoral untuk melihat dampak heparin terhadap pasien stroke iskemik. Menurut hipotesis Terawan, memasukkan heparin ke dalam pembuluh di otak bisa meningkatkan aliran darah hingga 20% dalam jangka waktu 73 hari.

Metode DSA ala Terawan membuatnya dihujat oleh banyak koleganya di dunia kedokteran. DSA sebelumnya memang hanya digunakan untuk mendeteksi penyakit, bukan mengobati seperti yang dilakukan Terawan.

Digital Subtraction Angiography (DSA)?

Digital Subtraction Angiography

adalah pemeriksaan yang memberikan gambar lumen (permukaan bagian dalam) pembuluh darah, termasuk arteri, vena dan serambi jantung. Gambar ini diperoleh dengan menggunakan mesin Sinar-X bantuan komputer yang rumit. Media kontras khusus, atau ‘dye’ (cairan bening dengan kepadatan tinggi) biasanya disuntikkan agar persediaan darah ke kaki, jantung atau organ tubuh lainnya mudah dilihat.

Mengapa Anda memerlukan Digital Subtraction Angiography (DSA)?

Teknik pemeriksaan ini pada umumnya digunakan untuk mendiagnosis berbagai penyakit pembuluh darah. Anda mungkin harus menjalani Digital Subtraction Angiography untuk mendiagnosis penyakit vaskuler obstruktif yang disebabkan oleh penyumbatan atau penyempitan dalam lumen arteri dan vena. Dokter Anda mungkin juga meminta Digital Subtraction Angiography untuk mendiagnosis Aneurisme Otak (khususnya Aneurisme Intrakranial), pendarahan pada pembuluh darah, Arterio-Venous malformations (hubungan abnormal antara arteri dan vena), serta memeriksa vaskularitas tumor kanker. Angiography juga memberikan panduan visual untuk prosedur intervensional yang dibutuhkan untuk menguraikan atau membuka kembali arteri yang tersumbat, seperti Prosedur Angioplasti, Arterial Stent, Nephrostomi dan Biliari.

Sampel pengobatan ini tersedia

Di salah satu rumah sakit. Sebut saja,  Gleneagles Hospital yang sudah berkomitmen untuk mengutamakan kebutuhan Anda pada semua yang kami lakukan. Ambil langkah pertama Anda menuju kesehatan yang lebih baik hari ini, dan dapatkan perawatan kesehatan terbaik yang disesuaikan, yang telah menjadi warisan kami selama lebih dari 50 tahun.

Menjadi pro kontra

Metode cuci otak atau brainwash memang sudah diterapkan oleh dokter Terawan terutama pada pasiennya di RSPAD Gatot Subroto. Namun ada banyak rekan satu profesi yang menganggap bahwa tindakan dokter Terawan tidak benar. Sebab menurut mereka, DSA bukan merupakan metode penyembuhan, tetapi tindakan untuk mendiagnosis penyakit. Bahkan dokter Terawan sempat dikeluarkan sementara dari Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) karena dianggap melanggar kode etik dengan melanggar 2 pasal.

Ketika pemberitaan mengenai hukuman yang diberikan kepada dokter Terawan santer diberitakan, tidak sedikit pula orang-orang yang memberikan dukungan. Terutama para pasien yang merasa disembuhkan dengan metode brainwash dari dokter Terawan, seperti mantan ketua DPR RI Agus Hermanto, Tri Sutrisno, dan SBY. Bahkan pada sosial media twitter kala itu muncul tagar khusus yang merupakan dukungan untuk membela dokter yang dianggap telah menyelamatkan banyak pasien stroke.

Memang di balik dari pro dan kontra mengenai dokter Terawan, penanganan stroke memang tidak boleh diabaikan. Sebab jika tidak ditangani, stroke dapat membuat pasien mati rasa pada wajah, kelemahan pada satu tangan, hingga kesulitan berbicara. Untuk itu, penting sekali bagi Anda untuk menjaga kesehatan pembuluh dan aliran darah.

Menurut dr. Alvin Saputra  Memiliki Dua Tujuan Diagnostik Dan Terapeutik 

Memiliki Dua Tujuan Diagnostik Dan Terapeutik, DSA Adalah

DSA atau Digital Subtraction Angiography atau DSA adalah pemeriksaan yang memberikan gambar permukaan bagian dalam pembuluh darah, termasuk arteri, vena, dan serambi jantung. Gambar yang dihasilkan oleh DSA diperoleh dengan menggunakan mesin sinar-X bantuan komputer yang rumit. DSA memvisualisasikan pembuluh darah, dengan struktur radiopak seperti tulang dihilangkan atau dikurangi, secara digital dari gambar. Hal ini menyebabkan kemungkinan penggambaran pembuluh darah yang akurat.  DSA adalah teknik yang digunakan dengan tujuan, sebagai berikut :

  1. Diagnostik, dimana DSA bertujuan untuk mendeteksi kelainan pembuluh darah, vaskularisasi tumor, dan lainnya. Sebelum melakukan DSA dengan tujuan diagnostik, pasien perlu melakukan persiapan yaitu puasa selama 4 jam, pengecekan Hb dan leukosit, fungsi hati dan ginjal. Untuk pasien diabetes mellitus, sebaiknya menghentikan pemakaian obat sehari sebelum tindakan DSA.

  2. Terapeutik, DSA disini bertujuan untuk tindakan pengobatan abnormalitas pada pembuluh darah, dengan cara memasukkan obat, alat atau implan pada pembuluh darah yang dituju. DSA juga bertujuan sebagai terapi pelengkap sebelum menjalani operasi.

Saat menjalani pemeriksaan DSA, tidak menutup kemungkinan pasien yang bertujuan untuk diagnostik harus langsung juga menjalani tindakan terapeutik. Tindakan DSA pada sistem saraf manusia disebut sebagai neurointervensi. Teknik ini lebih banyak digunakan pada kasus aneurisma dan stroke, dikarenakan penggunaan obat menjadi lebih tepat sasaran. Sebelum menjalani DSA, terdapat beberapa evaluasi pra prosedural yang mana pasien harus cakupi, namun tidak terbatas. Beberapa evaluasi pra prosedural DSA adalah sebagai berikut :

  • Diabetes

  • Status fungsi ginjal

  • Adanya penyakit aterosklerotik

  • Obat-obatan

  • Alergi

  • Prosedur bedah sebelumnya

Untuk perawatan pasca prosedur DSA adalah tergantung dengan sifat prosedur dan apakah dilakukan pada pasien rawat jalan atau pasien rawat inap. Pasien tetap harus dimobilisasi selama kurang lebih 4 sampai 6 jam, dengan posisi tetap terlentang. Untuk efek samping dari DSA adalah adanya pergeseran pembuluh dengan kateter, atau robeknya pembuluh darah. Efek samping ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan prosedur, yang harus ditempuh sebelum teknologi ini berkembang. Dimana pasien harus menjalani operasi vital seperti pembukaan tengkorak, yang dapat berakibat terjadinya infeksi.

DSA adalah prosedur endovascular yang menjadi standar untuk semua tindakan pembuluh darah di otak. Biasanya DSA dilakukan sebagai kelanjutan dari data pencitraan lain seperti CT-Scan atau MRI. Teknik DSA dilakukan di ruangan khusus yang disebut cath lab, dengan prosedur menggunakan selang halus yang dimasukkan melalui pembuluh darah pada lipatan paha. Selama proses dilakukannya DSA, pasien hanya diberikan pembiusan lokal sehingga pasien sadar selama menjalani prosedur ini. DSA adalah tindakan yang hanya membutuhkan waktu kurang lebih 40 menit.

DSA dapat dilakukan untuk menangani pasien dengan kasus stroke. Stroke merupakan kondisi dimana terjadi hambatan aliran darah akibat adanya penyempitan pembuluh darah yang menuju otak. DSA pun bermanfaat untuk kasus perdarahan otak atau disebut stroke hemoragik, dimana perdarahan otak terjadi secara spontan yang mana biasanya dipicu oleh darah tinggi yang tidak terkontrol, atau ada bagian pembuluh darah yang rapuh. Perdarahan otak ini juga bisa terjadi tanpa

adanya benturan pada kepala.

Untuk pengaturan ruangan atau posisi pemeriksaan DSA adalah harus dilengkapi dengan peralatan pemantauan. Oksigen serta denyut jantung pasien harus selalu dipantau, dan tekanan darah yang diukur secara teratur dan bertahap. Seluruh prosedur ini harus dilakukan dengan kondisi aseptik yang ketat, termasuk teknik, persiapan, dan pakaian. Sedangkan untuk posisi pasien sendiri, bisa dengan posisi kepala di kedua ujung tempat tidur. Hal ini dilakukan untuk memudahkan akses vaskular, serta manuver untuk ahli radiologi intervensi.

DSA adalah pemeriksaan yang menggunakan pesawat angiografi radiologi, sehingga harus dikerjakan oleh spesialis radiologi yang sudah mengerti dan paham betul, bagaimana proteksi radiasi untuk keamanan pasien. Pesawat angiografi menggunakan sinar-x, secara real time atau continue, untuk memantau pembuluh darah yang diperiksa setelah disuntikkan kontras. Sehingga pembuluh darah terlihat dari arteri, jaringan, sampai fase vena.

Pemecatan sementara

Sebelum menjadi Menteri Kesehatan, Terawan memang pernah punya hubungan buruk dengan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Majelis Kehormatan organisasi bahkan pernah memberhentikan sementara keanggotan Terawan, meskipun belakangan IDI menunda keputusan tersebut.

Kala itu, Terawan dituding melanggar kode etik karena mempromosikan metode digital subtraction angiography (DSA) atau yang lebih dikenal dengan terapi ‘cuci otak’.

Resmi dipecat dari IDI

Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Ikatan Dokter Indonesia (MKEK IDI) resmi memecat mantan Menteri Kesehatan (Menkes) Prof Dr dr Terawan Agus Putranto dari keanggotaan IDI. Perseteruan keduanya, diawali dari terapi “cuci otak” (Brainwash) yang dilakukan Terawan.

Terapi cuci otak merupakan inovasi metode medis Terawan yang kala itu menjabat sebagai Kepala RSPAD Gatot Soebroto serta Dokter Kepresidenan Republik Indonesia. Terawan mulai memperkenalkan inovasi itu sejak 2004 dan mulai banyak peminat tahun 2010.

Cuci otak adalah istilah lain flushing atau Digital Substraction Angiography (DSA) yang dilakukan Terawan untuk melancarkan peredaran darah di kepala. Cara ini diklaim berhasil menangani berbagai pasien yang mengalami stroke. Terawan mengklaim 40 ribu pasien telah mencoba pengobatannya. IDI kemudian mempersoalkan metode terapi cuci otak yang menggunakan alat DSA Terawan belum teruji secara ilmiah. Selain itu, Terawan juga melakukan publikasi dan promosi masif dengan klaim kesembuhan di media. Meski IDI menganggap metode cuci otak itu belum teruji, namun sejumlah pejabat di Tanah Air sudah mencoba sentuhan tangan dokter Terawan. Para pejabat tersebuh bahkan mengakui khasiat dari metode cuci otak tersebut.

Berikut sejumlah tokoh di Indonesia yang pernah menjadi pasien cuci otak hasil temuan dokter Terawan:

1. Prabowo Subianto Menteri Pertahanan (Menhan)

Prabowo Subianto merupakan salah satu pasien dari Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto dokter Terawan Agus Putranto. Mengidap vertigo, Terawan menyarankan Prabowo untuk membersihkan penyakit tersebut dari tubuhnya. Usai menjalani metode cuci otak, Prabowo merasakan lebih sehat. Dia mengatakan Indonesia harusnya bangga memiliki dokter Terawan yang punya terobosan.

“Saya sendiri contohnya. Sudah tiga kali mau keempat kali diterapi dr Terawan. Biasa lah, namanya orang umur 60 tahun, biasa lah sakit,” tutur Prabowo usai ditemui di sela Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai Gerindra di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis 5 April 2018.

 

2. Mahfud MD Menko Polhukam

Mahfud MD juga mengaku pernah menjalani terapi cuci otak d Terawan. Berdasarkan pengalamannya mengikuti terapi dokter Terawan, ia menilai sangat bagus. “Saya tidak tahu ya harus menanggapi apa. Tapi saya pernah menjadi pasiennya. Itu bagus menurut saya sih. Tiga jam selesai, langsung pulang. Kalau pengalaman saya bagus,” ujar mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), di PTIK, Jakarta Selatan, Rabu 4 April 2018.

 

3. Moeldoko Kepala Staf Kepresidenan (KSP)

Jenderal TNI (Purn) Moeldoko mengungkapkan pernah menjalani terapi ‘cuci otak’ dokter Terawan. Pada April 2018 lalu, mantan Panglima TNI ini sudah 2 kali menjalani terapi tersebut.

Dia menuturkan sempat mengalami masalah dengan keseimbangannya. Moeldoko menilai tidak ada yang salah dari metode dr Terawan dan semuanya dilakukan secara ilmiah. “Dilihat dulu indikatornya. Ada alatnya yang melihat indikator keseimbangan tubuh kita kurang. Di mana keseimbangan, (itu) dilihat lagi. Terapinya, jadi sesuatu yang bukan ngawur, bukan asal-asalan,” ujar dia di GOR Ahmad Yani, Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Sabtu (7/4/2018).

 

4. Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) Presiden ke-6 RI

Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga mengungkap kesaksiannya terhadap metode cuci otak yang dijalankan Terawan. Menurut SBY, sudah ada ribuan orang yang merasa tertolong dengan pengobatan yang dilakukan dokter Terawan, salah satunya seorang perdana menteri. “Banyak yang merasa ditolong. Saya punya sahabat, seorang pemimpin dunia, saya tidak perlu sebut namanya. Dia memiliki keluhan di bagian kepala. Berobat ke dua negara tetangga kita yang dianggap maju di bidang kedokteran tidak sembuh,” cerita SBY. “Akhirnya datang ke Jakarta. Karena dia seorang PM, dokter Terawan sempat menyampaikan kepada saya, saya sampaikan silakan sesuai dengan yang berlaku selama ini. Singkat kata, sahabat saya itu sembuh,” ungkap SBY dalam rekaman video.

 

5. Hendropriyono Mantan Kepala Badan Intelijen

Negara (BIN), Hendropriyono juga pernah menjadi pasien dokter Terawan. Dia mengakui pernah merasakan metode cuci otak yang ditemukan oleh Terawan. “Saya sendiri pernah di-‘cuci otak’ oleh beliau. Bukan cuci otak karena radikalisme, tetapi dicuci otak secara fisik dalam arti sebenarnya,” kata Hendropriyono. Minggu 8 April 2018. Hendro lalu bercerita bagaimana dokter Terawan menyelamatkan dirinya dari ancaman stroke. “Sekarang saya bisa lari, angkat besi, saya masih joging sama cucu. Kalau enggak saya udah tepar,” dia menuturkan.

 

6. Dahlan Iskan Mantan Menteri BUMN

Dahlan Iskan juga pernah merasakan metode ‘cuci otak’ dokter Terawan. Ia menceritakan pengalamannya itu melalui tulisan berjudul ‘Membersihkan Gorong-gorong Buntu di Otak’. Dalam tulisannya, Dahlan mengaku tidak dalam keadaan sakit dan tidak punya keluhan apapun saat melakukan terapi. Ia hanya ingin mencoba karena sepengetahuannya cuci otak merupakan metode baru untuk membersihkan saluran-saluran darah di otak. Hasilnya, Dahlan merasakan pikirannya menjadi jernih dan segar. Selama menjalani terapi pun, ia langsung merasakan sensasi tersendiri di kepala yakni saat dr Terawan membersihkan sumbatan di otak kirinya. “Benar. Di otak dan mulut saya terasa “pyar” yang lembut disertai rasa mentos yang ringan.Itulah rasa yang ditimbulkan oleh cairan pembasuh yang disemprotkan ke saluran darah di otak. Rasa itu muncul karena sensasi saja,” tuturnya.

 

7. Aburizal Bakrie Mentan Menko Perekonomian

Aburizal Bakrie adalah salah satu dari banyak orang yang pernah merasakan manfaat terapi yang dilakukan dokter Terawan. Melalui akun Instagramnya, ia berbicara sekaligus membela dokter Terawan ketika metode cuci otaknya dipertanyakan. Baca juga: Daftar Panjang Perseteruan IDI dengan Dokter Terawan yang Berujung Pemecatan “Metode ‘cuci otak’nya dipermasalahkan, padahal dengan itu dia telah menolong baik mencegah maupun mengobati puluhan ribu orang penderita stroke,” tulisnya.

 

 

Konten ini bisa berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu

 

Jika berhasil tidak dipuji,
Jika gagal dicaci maki.
Jika hilang tak akan dicari,
Jika mati tak ada yang mengakui

 

Ingin Berkontribusi?

Masuk menggunakan akun microsite anda, apabila belum terdaftar silakan klik tombol di bawah.

 

Independensi adalah Ruh Suara Desaku. Sejak berdiri pada 4 November 2002, kami menjunjung tinggi jurnalisme yang tidak berpihak pada kepentingan politik mana pun. Dalam setiap pemberitaan, redaksi Suara Desaku selalu berikhtiar mencari kebenaran meski di tempat-tempat yang tak disukai.

Karena itu, kami konsisten memilih pendekatan jurnalisme investigasi. Hanya dengan metode penyelidikan yang gigih dan sistematis, kami berharap bisa melayani publik dengan informasi yang benar mengenai skandal maupun pelanggaran terstruktur yang merugikan khalayak ramai.

Tentu kami tak akan bisa menjalani misi ini tanpa Anda. Dukungan Anda sebagai pelanggan Suara Desaku akan membuat kami lebih independen dan lebih mampu membiayai berbagai liputan investigasi mengenai berbagai topik yang relevan untuk Anda.

Kami yakin, dengan bekal informasi yang berkualitas mengenai isu-isu penting di sekitar kita, Anda bisa mengambil keputusan dengan lebih baik, untuk pribadi, lingkungan maupun bisnis Anda.

Registrasi



Baca juga:

 

Buku ilmu makrifat jawa sangkan paraning dumadi.pdf

 

Boleh share dan copy paste

Jika kau sudah membaca tulisan ini kau sudah mendapatkan pahalanya,
namun bila kau menyebarkannya dan orang lain mendapatkan manfaat juga maka akan dilipat gandakan pahalamu Insya Allah

Redaksi mengundang daftar login menulis sendiri dalam program jurnalime warga suaradesaku.net pojok kanan atas untuk mendapatkan akses tayang sendiri update desa masing-masing se-Indonesia

 

Produk  Hukum NU

 

AMALIYAH NU

BUKU DAN KITAB

SEJARAH

  1. Ilmu Sejarah
  2. Pengantar Ilmu Sejarah
  3. Liputan Khusus Majalah Tempo : Republik  Di Mata Indonesianis
  4. Mansia dan Sejarah
  5. Tatanan orde baru
  6.  

  1.  

Isu-isu Masyarakat Digital Kontemporer

Strategi Kewirausahaan Digital

Wawasan Islam

  1. Proses Revolusi Islam ; Sayyid Abul A’la Al-Maududi
  2. Agama Islam dan Politik
  3. Gerakan Sempalan di Indonesia
  4. Orang Nusantara Naik Haji
  5. Komunisme Musuh Islam Sepanjang Sejarah
  6. Asas-asas Islam
  7. Beberapa Studi Tentang Islam
  8. Cara Hidup Islam
  9. Dasar-dasar Islam
  10. Beberapa Pelajaran Dalam Amal Islami
  11. Empat Istilah Dalam Al-Qur’an
  12. Menuju Madinatul Munawwarah
  13. Hand Book Imarah Islam Indonesia
  14. Perang Salib Vs Perang Sabil : Abdul Qadir Djaelani
  15. Intelijen Nabi
  16. Sirah Nabawiyah – Said Ramadhan Al-Buti
  17. Karen Amstrong – Sejarah Tuhan
  18. Ibn Katsir – Tafsir Ibn Katsir juz 1 [35.4 MB |download], juz 2 [19.6 MB |download], juz 3 [13.4 MB |download], juz 4 [15.6 MB |download], juz 5 [16.7 MB |download], juz 6 [23.3 MB |download], juz 7 [18.5 MB |download], juz 8 [15.7 MB |download], juz 9 [17.9 MB |download]
  19. Halumma Ila Mardhatillah, Ibnu Bahasan, Maramedia Publishing, 2010
  20. Terjemah Ta’alim Muta’allim Karya Syaikh Az-Zarnuji

 

Militer/Polisi
  1. Hukum peradilan militer
  2. Hukum acara peradilan
  3. Minimum Essential. Force (MEF)
  4. Sistem Peradilan Pidana Terpadu

Kejawen

  1. Kejawen
  2. Sangkan paraning dumadi
  3. Babad tanah jawi

 

 

 

16590cookie-checkMetode Cuci Otak

Leave a Reply

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.