Mental Kere 2021, Resolusi Kere 2022: Eks Milyader Tidak Untung = Bukan Bermental Kere
11 min readJadi orang kaya adalah impian setiap orang. Siapa yang tidak mau punya banyak uang, bisa melakukan apa saja, bisa membeli apa saja yang diinginkan kapanpun dimanapun?
Namun demi bisa jadi orang kaya, Anda harus berusaha keras dulu. Dimulai dari membiasakan diri untuk bermental seperti orang yang punya banyak uang.
Banyak orang yang tidak bisa jadi kaya karena mereka memiliki pemikiran serta mental kere yang menghambat mereka jadi mendapat apa yang diinginkan.
Berikut 6 mental kere yang sebaiknya tidak Anda miliki dilansir dari inc.com, Senin (6/11/2017):
1. Harus bekerja lebih lama demi mendapat uang banyak
Jika Anda bekerja lembur pasti akan mendapat uang tambahan, itu merupakan hal biasa dan Anda tidak bisa disebut sebagai orang kaya hanya karena itu.
Orang kaya memiliki cara tersendiri untuk mencari solusi dari permasalahannya dengan memiliki lebih dari satu pekerjaan sehingga pendapatan mereka lebih besar.
2. Hanya fokus menabung tanpa menambah pendapatan
Jangan salah memahami orang kaya, mereka juga menabung hanya saja mereka tidak menyimpan uang dengan bunga yang kecil.
Mereka menyimpan dan menggunakan uang dengan sangat bijaksana. Mereka juga menambah pendapatan dengan menaruh uangnya di berbagai instrumen investasi.
3. Tidak percaya diri bisa jadi orang kaya
Kita hidup di era kapitalis di mana semua orang mendapat kesempatan yang sama dalam bidang apapun, termasuk menjadi kaya raya. Selama memiliki kemauan untuk berusaha maka menjadi kaya raya merupakan hak semua orang.
Scroll down untuk melanjutkan membaca
Selanjutnya
4. Alergi dengan gagal
Jangan pernah takut berbuat kesalahan. Jadikan kegagalan itu sebagai langkah pembelajaran Anda menuju kesuksesan.
5. Bergaul dengan Orang yang Tidak Tepat
Kita semua memiliki teman yang kita cintai. Tapi jika Anda bergaul dengan orang miskin, mental miskinlah yang akan berkembang dalam diri Anda.
Orang kaya yang satu bergaul dengan yang lain bukan karena mereka sombong, melainkan mereka belajar melalui pengalaman masing-masing. Jika ingin kaya bergaulah dengan orang kaya dan rasakan manfaatnya.
6. Tak bersyukur dengan kemampuan yang dimiliki
Tiap orang memiliki kelebihan serta kekurangannya sendiri-sendiri. Untuk itu, manusia harus mensyukuri apa yang dimiliki. Orang kaya selalu berjuang untuk mendapat yang lebih meski memiliki kekurangannya, Anda pun harus begitu.
7. Beli Barang KW
Banyak barang kw yang kualitasnya nggak beda jauh dengan asli. Harganya pun lebih terjangkau. Tapi, beli barang kw nunjukin kamu nggak menghargai ide orisinil orang lain. Selain itu, beli barang kw juga bisa bikin seseorang jadi pemalas. Kalau cuma niat beli barang kw, kerjamu juga nggak akan semaksimal kalau niat beli yang asli.
8. Berlebihan Kalau Ambil Makanan
Takut kehabisan atau “mumpung ada” jelas banget nunjukin kayak orang kere. Mengambil makanan terlalu banyak juga sama dengan nggak peduli dengan orang lain. Kalau orang lain kehabisan gimana? Selain itu, menjaga etika di depan orang adalah salah satu cara membangun networking. Kalau di piring aja ada setumpuk makanan kayak orang rakus, gimana orang lain bisa percaya etikamu baik dan nggak tamak?
9. Takut Mentraktir Orang
Ini sih kelihatan banget kerenya. Takut uang habis, ‘kan? Loyal itu penting walaupun bukan berarti semua orang harus ditraktir. Cukup orang-orang tertentu aja, kayak keluarga dan sahabat, juga orang-orang yang bermanfaat atau sekiranya akan bermanfaat bagi kamu. Cari muka nggak selamanya bermakna buruk, kok.
10. Meludah Sembarangan
Pertama, bikin orang lain ilfeel. Menjatuhkan nama sendiri. Kedua, kembali soal etika. Nggak sopan deh meludah sembarangan. Sama kayak buang sampah sembarang. Ludah juga sampah sih kalau udah dikeluarkan.
11. Nggak Mau Antri
Kenapa, sih, nggak mau ngantri atau menyerobot antrian? Memangnya lagi kerja romusha sampai mesti buru-buru? Atau, takut tentara kompeni keburu datang? Oh, ya, yang buru-buru biasanya bawahan. Takut dimarahin boss. Boss-boss sih walau sibuk tapi jarang tergesa-gesa. Waktunya udah di-manage sedemikian rupa.
11. Menyepelekan Sekolah
It’s okay kalau nggak suka sekolah. Banyak juga orang sukses yang nggak sekolah. Tapi, mereka kerja pakai passion. Passion beda, ya, sama hobi. Kalau belum nemu passion tapi sekolah ogah-ogahan, mau jadi apa? Jangan melegalkan kemalasan, ah. Mumpung masih muda, mumpung masih bisa belajar banyak hal.
logo
JOURNAL
Resolusi Tahun Baru, Antara Tekad dan Angan-Angan
HomeBisnisEkonomi
10 CEO Ini Sempat Cicipi Posisi Miliarder Tapi Kemudian Lengser
Oleh Natasha Khairunisa Amani pada 24 Des 2021, 21:00 WIB
Ilustrasi miliarder (iStock)
Perbesar
Ilustrasi miliarder (iStock)
Advertisement
Copy Link
Liputan6.com, Jakarta – Keberuntungan kerap datang tiba-tiba, tetapi juga bisa menghilang secara mendadak. Seperti bagaimana jika seseorang menjadi miliarder, tetapi tidak bertahan dalam waktu yang lama?.
Ternyata ini benar-benar terjadi. Tidak semua miliarder tetap super kaya selamanya. Kekayaan mereka pun ada yang bertahan hanya beberapa jam.
BACA JUGA:
Bisnis Visual Efek Bawa Sutradara Lord of The Rings Jadi Miliarder
BACA JUGA:
Top 3: Prediksi Keuangan Setiap Zodiak Tahun 2022
BACA JUGA:
Lupa Pernah Beli Kripto, Pemuda Mojokerto Mendadak Jadi Miliarder
Advertisement
BACA JUGA
Menengok Hadiah Natal Miliarder Warren Buffet, dari Cokelat hingga Saham
10 Orang Terkaya Dunia yang Rugi Bandar di 2021
10 Miliarder Dunia dengan Cuan Terbanyak di 2021
Volatilitas tahun 2021—tahun di mana bisnis masih dilanda gangguan COVID-19 yang berkelanjutan dan serangkaian penawaran saham publik yang tidak menentu, memunculkan sejumlah miliarder baru yang masa jabatannya hanya berlangsung beberapa bulan, hari atau bahkan hanya beberapa menit.
Dikutip dari laman Forbes, Jumat (24/12/2021) berikut adalah 10 orang yang sempat menduduki kursi miliarder pada 2021, dengan masa ketahanan yang singkat (kekayaan bersih pada penutupan perdagangan pada 15 Desember 2021) :
1. Pendiri dan CEO Grab, Anthony Tan
Pada 2 Desember 2021, salah satu pendiri dan CEO Grab, yakni Anthony Tan menjadi miliarder selama beberapa jam setelah IPO raksasa transportasi onlinenya.
Grab menjadi perusahaan publik melalui merger SPAC dalam kesepakatan yang menghargai “aplikasi super” (menawarkan perbankan online, pemesanan hotel, dan layanan asuransi juga) senilai USD 40 miliar dan mencatat rekor merger SPAC terbesar di dunia.
Saham Anthony Tan di Grab mencapai USD 1 miliar ketika saham tersebut dibuka pada perdagangan dengan nilai masing-masing USD 13,06.
Tetapi beberapa jam kemudian, saham Grab tersebut dengan cepat jatuh dan kehilangan sekitar sepertiga nilainya menjadi USD 8,75 per saham.
Sejak itu, saham Grab terus turun dan ditutup pada 15 Desember hanya senilai USD 7.14.
2. Pendiri dan CEO Nerdwallet, Tim Chen
Pendiri dan CEO Nerdwallet, Tim Chen menjadi miliarder kurang dari sehari ketika perusahaannya go public pada 4 November 2021.
Nerdwallet, merupakan perusahaan konsultasi keuangan pribadi—digunakan oleh orang-orang yang mencari nasihat tentang kartu kredit, hipotek.
Perdagangan saham Nerdwallet dibuka dengan nilai USD 23,50 per saham sebelum melonjak menjadi USD 34,44.
Pada puncaknya, 31,7 juta saham yang dikumpulkan Chen sebagai pendiri dan CEO, melonjak ke nilai usd 1,09 miliar. Tetapi saham tersebut anjlok hanya dalam beberapa jam menjadi USD 23,40 dan belum melampaui USD 30 sejak itu.
3. Presiden Global DiDi, Jean Qing Liu
Jean Qing Liu, presiden raksasa jasa taksi online di China, DiDi Global, dan suaminya Will Wei Cheng, CEO dan ketua perusahaan, menjadi miliarder ketika DiDi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek New York pada Juni 2021, dengan perkiraan kekayaan bersih masing-masing sebesar USD 1,1 miliar dan USD 4,4 miliar.
Tetapi kurang dari seminggu, saham DiDi menurun 27 persen, membuat kekayaan Liu turun di bawah USD 1 miliar.
Saham DiDi sekarang turun sekitar 60 persen sejak IPO-nya. Sementara itu, Cheng masih seorang miliarder, dengan perkiraan kekayaan bersih sebesar USD 1,9 miliar.
Scroll down untuk melanjutkan membaca
4. Pendiri dan CEO Joby Aviation, JoeBen Bevirt
Ilustrasi Miliarder Perbesar
Ilustrasi Miliarder (pixabay.com)
Masa singkat JoeBen Bevirt sebagai miliarder dimulai dengan IPO pada bulan Agustus melalui penggabungan SPAC dari perusahaan taksi udaranya yang berbasis di Santa Cruz, California, Joby Aviation.
Saham Joby Aviation, yang naik 6 persen menjadi ditutup dengan nilai USD 10,90 pada hari pertama perdagangan.
Kenaikan tersebut menjadikan Bevrit sebagai miliarder pertama dari sektor jasa penerbangan, dengan perkiraan kekayaan bersih USD 1,1 miliar.
Joby mengatakan pihaknya berencana untuk menerima sertifikasi untuk pesawatnya dari Federal Aviation Administration pada 2023. Garis waktu telah mempersulit investor untuk mempertahankan tingkat antusiasme yang sama, membuat nilai saham Joby Aviation turun 42 persen dari IPO pada 15 Desember 2021.
5. CEO dan ketua BeachBody, Carl Daikeler
CEO dan ketua BeachBody, Carl Daikeler, menjadi miliarder kurang dari empat bulan, dengan kekayaan bersih sebesar USD 320 juta.
Daikeler membawa perusahaan kebugaran asal AS, Beachbody, ke publik melalui merger SPAC pada bulan Juni dengan harapan memanfaatkan momentum pandemi.
Penggabungan dengan perusahaan pembuat sepeda olahraga Myx Fitness dimaksudkan untuk membangun Beachbody menjadi pesaing kuat.
Tetapi saham BeachBody telah jatuh lebih dari 80 persen sejak merger SPAC karena pembatasan COVID-19 mengeringkan banyak antusiasme untuk perusahaan peralatan kebugaran.
Pendapatan kuartal ketiga Beachbody juga turun 17 persen dari tahun sebelumnya, menjadi USD 208,1 juta, sementara kerugian naik USD 39,9 juta dari USD 13,8 juta tahun lalu.
Menurut perkiraan Forbes, Daikeler berhenti menjadi miliarder pada bulan September.
6. Pendiri 23andMe, Anne Wojcicki
Pendiri pengujian genetika asal AS, 23andMe, yakni Anne Wojcicki mejadi miliarder kurang dari enam bulan dengan kekayaan bersi USD 765 juta.
Namun, saham 23andMe turun di bawah nilai USD 1 miliar pada bulan Juli, kemudian menguat pada awal Oktober dan jatuh lagi pada November karena saham anjlok di tengah pendapatan yang tertinggal, kerugian besar, dan perjuangannya untuk beralih ke pengembangan obat.
Saham 23andMe turun 43 persen sejak merger.
Catatan: Forbes belum dapat mengonfirmasi jumlah aset Wojcicki lainnya di luar saham 23andMe, menyusul perceraiannya pada tahun 2015 silam dengan salah satu pendiri Google Sergey Brin.
Advertisement
Scroll down untuk melanjutkan membaca
Miliarder Lainnya
Ilustrasi Miliarder. Don Unsplash Perbesar
Ilustrasi Miliarder. Don Unsplash
7. Pendiri dan CEO LoanDepot, Anthony Hsieh
Pendiri dan CEO LoanDepot, Anthony Hsieh menjadi miliarder kurang dari delapan bulan dengan kekayaan bersih sebesar USD 649 juta.
Saham perusahaan emberi pinjaman hipotek yang berbasis di California, LoanDepot turun hampir 80% persen di bawah harga IPO mereka. Perusahaan telah berjuang melawan tekanan buruk tetapi sebagian besar berjuang melawan tren pasar perumahan yang lebih luas—yaitu ketakutan akan kenaikan suku bunga—yang telah lebih keras daripada beberapa pesaingnya yang lebih besar.
8. Pendiri dan CEO Bumble, Whitney Wolfe Herd
Whitney Wolfe Herd, pendiri dan CEO perusahaan aplikasi kencan Bumble, menjadi miliarder kurang dari sebelas bulan dengan kekayaan bersih senilai USD 970 jutaketika dia mengumumkan perusahaannya secara publik pada bulan Februari.
IPO—yang kedua untuk aplikasi kencan itu meningkat 21 persen.
Namun, laporan pendapatan kuartalan Bumble pada bulan November menunjukkan penurunan secara keseluruhan yang berpusat di sekitar aplikasi kencan lainnya, Badoo, yang populer di luar AS.
Tanda bahaya dalam laporan tersebut membuat investor panik. Nilai kekayaan bersih Wolfe Herd kini berada di bawah angka USD 1 miliar, meskipun ia telah mendekati ambang batas sejak itu.
Scroll down untuk melanjutkan membaca
Posisi Berikutnya
Ilustrasi Miliarder Dunia. Unsplash/Hunter Race Perbesar
Ilustrasi Miliarder Dunia. Unsplash/Hunter Race
9. Pendiri dan CEO Peloton, John Foley
Dengan kekayaan bersih USD 707 juta, Pendiri dan CEO Peloton, John Foley menjadi miliarder hanya kurang dari setahun.
Foley, salah satu pendiri dan CEO Peloton, pertama kali muncul di daftar miliarder Forbes pada April 2021 dengan kekayaan bersih yang sempat mencapai USD 1,5 miliar.
Peloton yang merupakan perusahaan peralatan olahraga di AS, Menjual sepeda stasioner dan treadmill yang dipasangkan di rumah, diuntungkan dari lonjakan minat di awal pandemi, dengan penjualan melonjak 250 persen selama kuartal pertama.
Tetapi seperti banyak penurunan di masa pandemi lainnya, bisnis di AS telah berjuang dengan pembukaan kembali gym.
CEO Peloton kehilangan status miliardernya pada awal November 2021 karena saham Peloton turun 30 persen dalam satu hari menyusul laporan pendapatan dengan perkiraan yang lemah. Saham tersebut turun lagi 30 persen pada 15 Desember, yang memangkas kekayaan Foley.
10. Investor perawatan kesehatan dan filantropis, Jack Schuler
Investor perawatan kesehatan dan filantropis asal AS Jack Schuler, menjadi miliarder hanya kurang dari setahun.
Schuler adalah mantan presiden Abbott Laboratories yang puluhan tahun berinvestasi dalam perawatan kesehatan.
Abbott Laboratories, sempat membuahkan hasil besar di awal pandemi. Hal itu membuat kekayaan bersih Schuler melonjak hingga USD 1,1 miliar setelah penawaran teknologi baru Abbott Laboratories, seperti alat tes COVID-19 yang dikembangkan oleh Quidel Corp.
Namun penurunan tajam dalam harga saham beberapa investasinya—termasuk Accelerate Diagnostics, Biodesix, dan Aspira Women’s Health—sejak itu memangkas lebih dari USD 300 juta kekayaannya.
Dikutip dari laman Forbes, Kamis (23/12/2021) 2.660 miliarder memperoleh kekayaan sekitar USD 1,6 triliun dari bulan Januari hingga awal Desember. 10 Miliarder Dunia dengan Untung Terbanyak di 2021
Meskipun pendapatan semakin besar, begitu juga kerugiannya. Dari ribuan miliarder tersebut, ada 10 yang kehilangan kekayaan paling banyak pada 2021
1. Pendiri e-commerce Pinduoduo, Colin Zheng Huang
Kekayaan pendiri platform e-commerce Pinduoduo, yakni Colin Zheng Huang turun drastis hingga USD 40,2 miliar.
Dengan kekayaan bersih sebesar USD 22,4 miliar, miliarder asal China itu kehilangan 64 persen kekayaannya tahun ini karena saham Pinduoduo turun dengan jumlah yang hampir sama.
2. Miliarder Alibaba, Jack Ma
Jack Ma, yang pernah menjadi orang terkaya di China dan salah satu taipannya yang paling vokal, menghabiskan sebagian besar tahun 2021 tak terlihat oleh pandangan publik setelah regulator pemerintah China mengambil tindakan keras terhadap perusahaannya.
Regulator China pertama kali membatalkan IPO yang direncanakan oleh Ant Group senilai USD 35 miliar pada November 2020.
Kemudian, Alibaba juga dijatuhkan denda sebesar USD 2,8 miliar pada bulan April—hukuman antimonopoli tertinggi yang pernah diterapkan di China—dengan tuduhan bahwa Alibaba melanggar aturan anti-monopoli.
Kapitalisasi pasar Alibaba turun lebih dari 46 persen sepanjang tahun ini, mencukur dana hingga USD 37 miliar dari kekayaannya – turun 37 persen.
3. Pendiri Evergrande Group, Hui Ka Yan
Pendiri raksasa real estate di China Evergrande Group, yakni Hui Ka Yan melihat penurunan keuntungan hingga USD 8 miliar.
Diketahui bahwa Hui Ka Yan telah mengeluarkan banyak uang di tengah krisis keuangan yang sedang berlangsung di China Evergrande Group.
Raksasa real estate tersebut, baru-baru ini dinyatakan gagal membayar utangnya kepada investor global untuk pertama kalinya pada bulan Desember 2021 dan pada 15 Desember diperdagangkan di Bursa Efek Hong Kong dengan nilai setara dengan USD 0,19 per saham.
4. Pendiri dan Pimpinan Haidilao, Zhang Yong
Dengan kekayaan bersih senilai USD 7,6 miliar, pendiri dan pimpinan franchise hotpot terbesar di China Haidilao, Zhang Yong mengalami penurunan keuntungan hingga USD 15,9 miliar.
Didorong oleh pertumbuhan cepat selama bertahun-tahun, raksasa restoran itu mengambil keputusan berisiko untuk menjalani ekspansi paling dramatis hingga saat ini selama pandemi, menggandakan jumlah lokasinya menjadi hampir 1.600.
Tetapi dengan gelombang baru COVID-19 dan kekhawatiran konsumen karena pandemi, demand Haidilao kian berkurang.
Pada bulan November, perusahaan mengumumkan akan menangguhkan atau menutup 300 toko pada akhir tahun. Saham Haidilao juga turun 71 persen tahun ini hingga 15 Desember, membuat Zhang kehilangan kekayaannya hingga 68 persen.
5. Tadashi Yanai
Miliader lainnya yang kehilangan sekitar sepertiga dari kekayaannya tahun ini adalah Tadashi Yanai, pemilik pemilik merek pakaian populer di Jepang, Fast Retailing, Uniqlo dan Theory.
Kekayaannya turun USD 14 miliar, meskipun pendapatannya untuk tahun ini hingga Agustus 2021 tumbuh 6 persen.
Penurunan itu salah satunya karena pengecer masih sangat dipengaruhi oleh pembatasan karena COVID-19 yang terputus-putus tahun ini, termasuk pabrik Fast Retailing di Vietnam.
6. Pendiri dan Pimpinan Xiaomi Lei Jun
Kekayaan Lei Jun, pendiri dan pimpinan Xiaomi, turun hingga USD 14 miliar tahun ini.
Diketahui bahwa Xiaomi tengah berjuang dengan masalah rantai pasokan, yaitu kekurangan chip global.
Advertisement
Scroll down untuk melanjutkan membaca
7. CEO Softbank Group, Masayoshi Son
Ilustrasi Miliarder. Don Unsplash Perbesar
Ilustrasi Miliarder. Don Unsplash
Ketidakpastian yang mengganggu perusahaan China juga berdampak besar pada Masayoshi Son, pendiri dan CEO raksasa investasi Jepang Softbank Group.
Kerugian yang dialami Softbank Group mencapai USD 13.6 miliar.
Softbank menghitung banyak perusahaan teknologi China di antara investasi utamanya, seperti Alibaba, perusahaannya yang paling berharga, dan aplikasi ride-hailing Didi Global.
8. Pemilik Rocket Companies, Daniel Gilbert
2021 merupakan tahun yang penuh gejolak bagi harga saham perusahaan hipotek milik Dan Gilbert, Rocket Companies.
Keuntungan Rocket Companies, mencapai USD 13,2 miliar.
Miliarder hipotek dengan kekayaan bersih senilai USD 29,6 miliar itu sempat menjadi salah satu dari 10 orang terkaya di dunia ketika kekayaannya melonjak menjadi USD 80 miliar selama tekanan singkat di bulan Maret.
Tetapi saham perusahaan pemberi pinjaman online tersebut telah jatuh 62 persen sejak puncaknya pada 15 Desember.
9. Pendiri TAL Education, Zhang Bangxin
Pandemi COVID-19 memperburuk operasi bisnis bimbingan belajar di China.
Zhang Bangxin, salah satu pendiri dan ketua perusahaan layanan pendidikan TAL Education mengalami masalah tersebut.
Ini ketika pemerintah China meningkatkan pembatasan terhadap perusahaan bimbingan belajar setelah jam sekolah tahun ini, dengan alasan industri tersebut—yang berkembang pesat selama pandemi—telah memberikan terlalu banyak tekanan pada anak-anak dan orang tua, dan telah :sangat dibajak oleh modal.”
TAL Education tercatat rugi hingga USD 11,3 miliar tahun ini.
10. CEO Hansoh Pharmaceutical Zhong Huijuan
CEO dari produsen obat China Hansoh Pharmaceutical, Zhong Huijuan melihat penurunan untung hingga USD 10.4 miliar.
Zhong Huijuan, melihat saham Hansoh Pharmaceutical anjlok lebih dari 50 persen pada tahun 2021 dan sekarang di bawah harga pencatatan sebesar USD 1,82 per saham.
Akibatnya, kekayaan Zhong turun 51 persen tahun ini.