Derita Desa Wotansari: Terendam Banjir, Bantuan-pun Tak Kunjung Tiba
4 min readSedikitmya ada 175 rumah warga, begitu pula lahan persawahan seluas 51 Ha, kemudian jalan yang tergenang air sepanjang 750 Meter dan juga mengenangi jalan lingkungan sepanjang 1080 Meter
Reporter Arto
Editor Imam Achmad Bashori Al-Muhajir
Suaradesaku.net-Gresik: Akhir akhir ini cuaca ekstrim kembali melanda disejumlah wilayah di Indonesia, bahkan wilayah Jawa timur dan sekitarmya, khususnya wilayah Gresik selatan.
Banjir luapan kali lamong ini adalah banjir tahunan dikala musim penghujan datang tiba.
Luapan hulu – hilir
Saat ini, kembali banjir luapan kali lamong melanda, dari hulu ke hilir, mulai diwilayah Balongpanggang, melalui Benjeng berakhir ke wilayah Cerme.
Lahan pertanian, pemukiman, infrastruktur – fasilitas umum
Besaran rupaih tak terhitung akibat diterjang sang maha bencana banjir, mulai lahan pertanian, pemukiman, infrastruktur dan fasilitas umum menjadi langganan amukan kali lamong belom lagi petani gagal panen.
Prihatin selalu terendam banjir
Simak penuturan kepala desa Hariono SP yang satu ini, mengungkapkan perasaan sedih dan prihatin ketika desanya selalu terendam banjir
“Bahkan baru sepuluh hari lalu banjir usai merendam desa kami, kini Banjir kembali menyapu desa kami, tuturnya.
Dia menceritakan, banjir Pada Jum’at (5/11) pukul 01:00 dini hari, yang lalu, desa Wotansari alami banjir, tercatat ketinggian genangan air mencapai 80 Cm.
175 rumah, 51 Hektar persawahan, 750 meter jalan tergenang, 1080 meter jalan lingkungan
Sedikitmya ada 175 rumah warga, begitu pula lahan persawahan seluas 51 Ha, kemudian jalan yang tergenang air sepanjang 750 Meter dan juga mengenangi jalan lingkungan sepanjang 1080 Meter
Tak heran jika warga saat ini, mengeluh akibat banjir, terlebih bantuan dari pemerintah daerah bagi warga wotansari belum tersentuh.
Ditambah lagi derita kembali dirasakan warga, banjir saat ini telah merendam desa Wotansari.
60 cm -1 meter
Sejumlah rumah warga, jalan poros desa, jalan lingkungan, fasum juga lahan pertanian terkini dilaporkan terendam genangan air dengan ketinggian 60 cm -1 Meter, Senen (15/11) pukul 06:00 WIB.
Musim tanam harus merugi
Terlebih lagi petani diwaktu musim tanam ke-3 harus merugi, tatkalah mereka sedang tanam padi dua tiga hari terendam banjir, para petani lambat menuai panen raya,
“Ini dampak air bah luapan kali lamong, dengan ketinggian air selutut orang dewasa”, katanya sembari menginformasikan ke awak media kontroversi.or.id update banjir terkini pada pukul 16:00 WIB.
Bantuan pemerintah segera disalurkan
Hariono Berharap bantuan pemerintah kepada warga desa Wotansari segera disalurkan.
“Disamping meringankan derita warga, juga bisa membantu kebutuhan sehari hari warga, ungkapnya dengan nada lelah usai berjibaku tangani banjir bersama Camat, perangkat desa serta warga setempat”, tegasnya.
Program yang dicanangkan pemerintah belum terlaksana
Hariono juga berempati bantu warga salurkan makanan dan minuman serta kebutuhan lainnya ke sejumlah warga yang terendam.banjir,
Disisi lain Hariono dalam curhatannya, menuturkan, “program penanganan kali lamong sebenarnya sudah dicanangkan pemerintah terdahulu , namun belum sempat terlaksana”.
Belum sepenuhnya
“Alhamdulillah di Pemeritahan Gus Yani Bu Min
di akhir tahun ini, sudah dijalankan normalisasi, meski belum bisa mengatasi banjir sepenuhnya”, akunya.
Teratasi bila lahan dibebaskan
Kata Hariono, banjir bisa teratasi kalau tanah tanah disekitar bantaran kali lamong dibebaskan terlebih dulu,
Pemerintah tetap bekerjasama dengan pihak bengawan solo membuat tanggul di bibir daripada sungai kali lamong.
Tanggul 4 meter
Sedangkan kebutuhan untuk membuat tanggul sekitar 4 Meter hingga 6 Meter, baru kali lamong tidak bisa meluap ke pemukiman atau warga sekitar yang berada di bantaran kali lamong.
Sekali lagi Hariono memohon kepada pemerintah dengan sangat, secepatnya mengatasi kali lamong ini.
Karena, kerugian yang dialami warga dibantaran kali lamong, bukan dari harta benda melainkan persawahan, pertanian dan perkebunan .
Kerugian dan keterlambatan panen
Ungkapan Hariono ini amat memiluhkan, melihat para petani baru tanam satu minggu diterjang banjir, akhirnya petani rugi yang luar biasa, lalu mengalami keterlambatan panen raya khususnya tanaman padi.
Bulan 10 dan bulan 12
Ia berpesan, untuk tahun depan sebaiknya pengerjaaan normalisasi jangan menunggu bulan 10 dan bulan 12, karena dibulan itu tiingginya curah hujan.
Bulan 7 dan 9
“Sementara untuk pembebasan lahan tanggul dibibir kali lamong diupayakan bulan 7 dan 9, sebelum musim penghujan tiba”, tuturnya.
Belum efisien
Seperti yang sedang dilakukan saar ini, diterjunkan sejumlah alat berat eksavator di tiap bibir kali lamong,
“Saya kira belum efisien, satu hari kerja dua hari diterjang banjir, tidak begitu optimal, untuk menangani normalisasi ini”, terang Hariono
dalam curhatan melalui voice mail whatsapp pribadinya.
Terlebih Hariono mengucapkan terimakasih kepada Bupati Gresik Gus Yani dan Wakil Bupati Bu Min , semoga perjuangan ini membuahkan hasil dan bermanfaat bagi warga Gresik selatan, utamanya yang dilalui sungai Kali Lamong
“Semoga wabah bencana banjir ini segera tuntas dan warga bisa hidup dengan tenang seperti semula”, tutupnya dengan penuh harap.
Konten ini bisa berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu
Jika berhasil tidak dipuji,
Jika gagal dicaci maki.
Jika hilang tak akan dicari,
Jika mati tak ada yang mengakui
Ingin Berkontribusi?
Masuk menggunakan akun microsite anda, apabila belum terdaftar silakan klik tombol di bawah.
Independensi adalah Ruh Suara Desaku. Sejak berdiri pada 4 November 2002, kami menjunjung tinggi jurnalisme yang tidak berpihak pada kepentingan politik mana pun. Dalam setiap pemberitaan, redaksi Suara Desaku selalu berikhtiar mencari kebenaran meski di tempat-tempat yang tak disukai.
Karena itu, kami konsisten memilih pendekatan jurnalisme investigasi. Hanya dengan metode penyelidikan yang gigih dan sistematis, kami berharap bisa melayani publik dengan informasi yang benar mengenai skandal maupun pelanggaran terstruktur yang merugikan khalayak ramai.
Tentu kami tak akan bisa menjalani misi ini tanpa Anda. Dukungan Anda sebagai pelanggan Suara Desaku akan membuat kami lebih independen dan lebih mampu membiayai berbagai liputan investigasi mengenai berbagai topik yang relevan untuk Anda.
Kami yakin, dengan bekal informasi yang berkualitas mengenai isu-isu penting di sekitar kita, Anda bisa mengambil keputusan dengan lebih baik, untuk pribadi, lingkungan maupun bisnis Anda.
Baca juga:
- Gerindra Gresik Bantu Korban Kebakaran
- Derita Desa Wotansari: Terendam Banjir, Bantuan-pun Tak Kunjung Tiba
- Pembahasan Rencana Strategi Drainase Kabupaten Gresik
- Pantura Tenggelam: Probabilitas dan Mitigasi
- Pentingnya Jaringan Bisnis Untuk Usaha Pribadi – UMKM
- Serapan OPD Tak Maksimal, Silpa APBD Gresik Capai Rp 177 Miliar
- Rapat Virtual Nota Keuangan RAPBD Gresik
- PERUSAKAN ASSET KABUPATEN KECEROBOHAN PEMERINTAH DESA WOTAN
- Diduga Ditilap: Penyaluran Bantuan PKH di Gresik, Terungkap Ada Duit Bansos
- Potensi Untung Bisnis E-Wallet Pemodal Besar, BUMD, hingga Bumdes
- Global Firepower: Militer RI Terkuat se-ASEAN atau Salah Index ?
;