Kementerian PDTT, Pilih Lamongan Sebagai Pilot Project PKEN
2 min read
Lamongan – Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (PDTT)
Abdul Halim Iskandar melakukan kunjunganl kerja di Lamongan di Jawa Timur
Kehadiran Menteri PDTT ini tak lain adalah, memilih kabupaten Lamongan sebagai pilot project atau proyek percontohan program “penanganan kemiskinan ekstrem nasional (PKEN) yang akan tuntas pada 2024.”
Dalam keterangannya Menteri Desa PDTT Abdul Halim Iskandar mengatakan, kabupaten Lamongan akan kami pilih dan dijadikan sebagai proyek percontohan PKEN, ungkapnya di Lamongan, Sabtu (25/9/202
Untuk mendukung program tersebut, Pemkab Lamongan harus melakukan penanganan secara simultan atas desa-desa mandiri dengan program berkelanjutan,
Hal ini harus dimulai dengan mensinergikan sejumlah instansi maupun Organisasi Pemerintah Daerah (OPD), bersama-sama menangani desa, sehingga bisa menggerakkan perekonomian desa serta warga.
Selain itu pentinganya melakukan koordinasi lintas sektor, karena disamping target penanganan kemiskinan ekstrem ini bisa tuntas pada 2024, program nasional ini, dipimpin langsung oleh wakil presiden,
Bupati Lamongan Yuhronur Efendi dalam pernyataannya menjelaskan, di Kabupaten Lamongan sendiri memiliki 10 desa mandiri dari 34 desa mandiri dengan program unggulan sebagai motor penggerak perekonomian desa.
Kesepuluh desa tersebut dianttaranya Yaitu, Desa Paciran, Desa Tunggul, Desa Banjarwati, Desa Kranji, Desa Karanggeneng, Desa Latukan, Desa Sekaran, Desa Bulutengger, Desa Sedayulawas dan Desa Sugio.
Menurutnya, masing masing desa memiliki berbagai ragam potensi, mulai wisata religi, wisata alam, industri kreatif, pasar desa, pengembangan alun-alun desa, pengolahan sampah terpadu multiyears, hingga industri pengolahan air minum juga sentra budidaya ikan.
Melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Lamongan bersama Tim Pendamping Desa Lamongan akan menangani ke-10 desa tersebut, yang dalam hal ini, berpotensi besar untuk diberdayakan dan menjadi kekuatan ekonomi luar biasa bila ditangani secara berkelanjutan.
“Demikian juga desa-desa mandiri lainnya juga punya potensi beragam yang akan segera ditangani demi Lamongan Megilan dan Desa Berjaya”, pungkasnya.
Dalam mempersiapkan program penanganan kemiskinan ekstrim, kini Pemkab Lamongan terus melakukan koordinasi lintas sektor, serta memadukan data-data kemiskinan dan data hasil survei SDGs Desa yang digagas Kemendesa PDTT.
Yuhronur meminta agar rapat koordinasi secara simultan dilakukan.
“Agar segera terjadi kesepahaman, sehingga gerak dan langkahnya menjadi lebih sistematis”, tutup Yuhronur