Penurunan Bunga Tak Cukup Pulihkan Ekonomi
19 min read
Oleh : Imam S Ahmad Bashori Al-Muhajir
Editor : Moh Ardi
Dalam menghadapi krisis keuangan seperti krisis global di Amerika, Krisis akibat pandemi di seluruh dunia, ekonomi terguncang, pertumbuhan ekonomi melambat bahkan negatif.
Untuk merangsang ekonomi hidup lagi, pemerintah pada umumnya menggunakan kebijakan standar berupa relaksasi macam-macam, yang intinya menggunakan kebijakan moneter melonggarkan likuiditas pasar.
Bank Indonesia terus menurunkan BI rate sampai saat ini mencapai 3.75%, ketentuan GWM juga diturunkan agar bank lebih leluasa meningkatkan pertumbuhan kredit.
Pemerintah menyuntikkan dana di pasar, yang di Amerika disebut Quantitative easing, di Indonesia, mengguyur likuiditas ke pasar sehingga yield dari obligasi dan bunga pasar turun secara drastis, pada beberapa negara bahkan bisa jadi suku bunga yang negatif, dan harga instrumen keuangan seperti harga obligasi meningkat cukup tajam di pasar.
Sebaliknya harga saham dan aset riil meningkat
Tapi kalau kita belajar dari data historis, suku bunga pasar satu waktu akan meningkat lagi seiring dengan perubahan siklus ekonomi, terutama jika indikator ekonomi seperti tingkat pertumbuhan, inflasi, pengangguran dsb. membaik.
Sebagian ahli memperkirakan hal ini akan menjadi kenyataan apabila upaya penangkalan virus corona dengan vaksin berhasil, sehingga kegiatan bisnis perlahan pulih dan permintaan kredit meningkat.
Dalam kondisi ini, manajemen risiko suku bunga dengan ALMA perlu mencermati sehingga bank tidak terlambat mengantisipasi, sehingga kurang tepat dalam menetapkan strategi pertumbuhan aset dan dana masyarakat.
Menopang ekonomi
Ekonom menilai penurunan suku bunga kredit tidak akan cukup mendongkrak pertumbuhan kredit untuk menopang pemulihan ekonomi.
Chief Economist BRI Anton Hendranata mengatakan jika ingin mengakselerasi pertumbuhan kredit, pemerintah mendorong kenaikan pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan daya beli secara signifikan.
“Oleh karena itu, mendongkrak kembali permintaan masyarakat dan daya belinya, serta pengendalian pandemi Covid-19 adalah kunci utama mendorong pertumbuhan kredit”, katanya. Minggu (7/3/2021).
Untuk itu, stimulus ekonomi melalui dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2021 masih sangat dibutuhkan. Bantuan sosial, bantuan langsung tunai, dan program padat karya adalah jalan terbaik, cepat, dan relatif mudah implementasinya di lapangan.
“Hal ini cukup efektif mendorong kembali belanja masyarakat level bawah karena kecenderungan mengonsumsi (marginal propensity to consume/MPO)-nya tinggi. Masyarakat level bawah dan rentan miskin jika mendapatkan uang akan langsung dibelanjakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya”, kata Anton.
Lebih lanjut, katanya, pengalaman 2020 menjadi pelajaran berharga agar realisasi dana PEN 2021 lebih baik dibandingkan 2020. PEN 2021 harus bisa mengakselerasi permintaan yang relatif lemah di 2020. Realokasi anggaran ke sektor yang terbukti ampuh mendorong permintaan domestik menjadi hal yang tidak bisa ditawar lagi.
Data OJK perbankan telah menurunkan suku bunga kredit produktif yang sudah terus turun sejak 2016 menjadi di bawah 10 persen.
Suku bunga kredit modal kerja turun mulai Mei 2016 dari 11,74 persen menjadi 9,27 persen di Januari 2021. Suku bunga kredit investasi posisi Mei 2016 di 11,42 persen turun menjadi 8,83 persen di Januari 2021. Sementara suku bunga kredit konsumsi sudah turun dari Mei 2016 di posisi 13,74 persen menjadi 10,95 persen pada Januari 2021.
Resiko ketidakpastian
Sementara itu, Ekonom Indef Eko Listiyanto menilai risiko ketidakpastian ekonomi yang tinggi selama masa pandemi Covid-19 menjadi penyebab utama lambatnya penurunan suku bunga kredit perbankan.
Secara umum, Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) perbankan telah mengalami penurunan secara bertahap per masing-masing segmen (Korporasi, Ritel, KPR).
SBDK korporasi Januari 2021 sebesar 9,08 persen turun dari 10,30 persen pada Januari 2019. SBDK ritel Januari 2021 sebesar 9,94 persen turun dari 11,05 persen pada Januari 2019. SBDK KPR Januari 2021 sebesar 9,80 persen turun dari posisi 10,91 persen pada Januari 2019.
“Jadi, walaupun bunga acuan BI diturunkan 125 bps sepanjang 2020, tetapi bunga kredit hanya turun 83 bps”, ujarnya.
Eko menyebut relatif tingginya biaya dana dan operasional di Bank BUMN juga menjadi salah satu penyebab lainnya bank enggan buru-buru merespon kebijakan suku bunga BI yang saat ini rendah sepanjang sejarah di 3,50 persen.
“Dari sisi efisiensi rata-rata bank di Indonesia BOPO nya 86,58 persen per Desember 2020, menggambarkan besarnya biaya operasional bank di tengah sempitnya ruang pendapatan operasional saat pandemi. Kondisi ini memang membuat bank tidak cepat merespon penurunan suku bunga Acuan BI”, ujarnya.
Sementara terkait aktivitas ekonomi, Eko membeberkan, meskipun bank telah menurunkan bunga kreditnya namun hal ini tidak akan menggairahkan kinerja sektor riil lantaran kasus Covid-19 di Indonesia masih tinggi.
Pasalnya, sektor swasta tetap akan berhati-hati dalam ekspansi apalagi kalo sumbernya utang perbankan, akan lebih hati-hati lagi karena ada kewajiban cicilan.
“Di saat seperti itu kebijakan fiskal perlu jalan duluan, mengatasi pandemi dan mendorong daya beli, baru kemudian sektor perbankan akan mengikuti seiring optimisme yang mulai pulih. Stimulus kebijakan fiskal salah satunya stimulus penanganan krisis kesehatan,” katanya.
Dampak suku bunga rendah
Pada saat suku bunga sangat rendah seperti sekarang ini, strategi ALMA dan upaya memperoleh laba yang optimal menjadi tantangan banyak bank.
Dampak lebih terasa pada perusahaan asuransi dan reksadana, terutama yang mempunyai produk dengan imbal hasil tetap, padahal hasil investasi dari premi sulit menghasilkan yield optimal, sehingga beberapa perusahaan asuransi cenderung lebih berani mengambil risiko lebih tinggi, akibatnya beberapa diantaranya mengalami gagal bayar.
Kondisi ini diperparah dengan adanya bahaya Covid-19 dan ketentuan pembatasan usaha, sehingga banyak debitur kredit menjadi bermasalah.
Walaupun OJK sudah mengeluarkan kebijakan relaksasi untuk membantu bank agar laporan keuangan mereka dapat lebih terlihat cantik, tapi tetap saja permasalahan ini apabila berlarut-larut, akan menjadi beban bank yang luar biasa nanti pada waktunya.
Berita belakangan ini menyebutkan, OJK menghimbau bank lebih fokus pada penyediaan cadangan, artinya sudah disadari bahwa upaya restrukturisasi ini pada akhirnya akan menjadi masalah nyata dan menjadi beban bank.
Bank hanya bisa menunda permasalahan misalnya dengan membuat kredit tersebut menjadi “ever green”, tapi sampai satu saat, semua akan menjadi fakta yang tidak dapat pagi disembunyikan.
BI rate turun, mengapa bunga kredit sulit turun?
Pada awalnya, bank, terutama bank besar mendapat keuntungan, karena banyak dana masyarakat pindah ke sana karena adanya krisis kepercayaan pada bank dengan risiko yang dinilai lebih tinggi.
Bank menikmati spread yang melebar, karena bunga kredit dapat ditahan, sedangkan biaya dana sudah turun jauh.
Banyak yang mempertanyakan, mengapa bunga kredit bank sulit untuk turun, padahal biaya dana bank sudah turun jauh?.
Ada yang memperkirakan, kondisi seperti ini terjadi karena saat ini bank sulit menyalurkan kredit, baik karena permintaan kredit memang turun akibat pandemi, dan bank juga mencium risiko yang lebih tinggi apabila memaksakan pertumbuhan kredit pada masa pandemi ini.
Fenomena ini terlihat dari rasio LDR bank (Loan to deposit ratio), yang sebelum Covid-19 berkisar 92% – 96%, sekarang LDR kebanyakan bank berkisar 80% – 85%, artinya banyak dana menganggur saja di bank, walaupun bunga dana lebih rendah tetap saja bank harus mengeluarkan biaya membayar bunga dana, sedangkan bisnis kredit mengalami hambatan. Jalan satu-satu nya ya menunda penurunan bunga kredit sehingga bank dapat terhindar dari kerugian.
Strategi Bank dan ALMA
Dalam situasi bunga cenderung turun, investasi dalam obligasi dengan kupon tetap, atau memberikan kredit dengan suku bunga tetap (misalnya KPR atau kredit pensiunan dan produk Murabaha bank syariah) cenderung lebih menguntungkan.
Tapi bank perlu waspada dan wajib memiliki tanda-tanda peringatan dini kapan siklus akan berbalik, dan bunga kan mulai naik lagi. Salah satunya adalah indikator ekonomi membaik, dimulai dengan berhasil nya vaksin Covid-19 mengendalikan penyebaran virus, sehingga dunia usaha bisa full throttle lagi, yang mendorong indikator ekonomi membaik.
Dalam kondisi suku bunga meningkat, bank harus segera mempertimbangkan menetapkan strategi yang pas, antara lain menumbuhkan aset dengan bunga mengambang, dan menumbuhkan dana masyarakat dengan suku bunga tetap.
Bank mungkin mempertimbangkan menghentikan atau membatasi produk kredit atau obligasi dengan bunga tetap, dan lebih mengutamakan aset dengan suku bunga floating.
Disisi dana, bank dapat menciptakan produk yang merangsang masyarakat untuk menyimpan dana dalam jangka panjang, atau kontrak tabungan jangka panjang dengan imbalan tertentu.
Dalam bahasa ALMA, bank cenderung mempunyai reprising gap negatif, maka apabila suku bunga pasar cenderung meningkat, maka NIM (net interest margin) akan menurun, karena bunga pada sisi aset tidak bisa diubah, tapi biaya dana harus mengikuti kondisi pasar sehingga NIM menurun.
Untuk mencegah NIM menurun, bank dapat menerapkan strategi seperti diuraikan diatas. Bagaimana dengan bank syariah khususnya produk Murabaha, dimana bank dan debitur mengikat perjanjian jual beli, yang sama saja dengan bunga tetap pada bank konvensional?.
Banyak cara yang dapat diupayakan bank mengatur produk yang tadinya ekuivalen dengan berbunga tetap, dengan cara tertentu menjadi dapat mengikuti kondisi (bunga) pasar.
Pro kontra ALMA
Dalam laporan keuangan, kita pasti menemukan kata aset (asset) dan kewajiban (liability) yang dapat menggambarkan posisi keuangan dari sebuah organisasi atau perusahaan. Tidak sedikit, pihak eksternal menjadikan laporan keuangan sebagai tolok ukur untuk mengukur kinerja suatu organisasi atau perusahaan.
Dari alasan tersebut, organisasi atau perusahaan harus mampu mengelola aset dan kewajibannya dengan optimal melalui penetuan strategi yang andal untuk mencapai kinerja bisnis berdasarkan skala dan kompleksitasnya.
Pengertian Aset
Dalam standar ISO 55000, aset adalah sesuatu yang memiliki nilai bagi organisasi. Selain itu, aset tidak hanya yang berwujud, melainkan juga yang tidak berwujud. Sehingga, aset merupakan sesuatu yang berwujud maupun tidak berwujud, yang dapat dikelola dan memiliki nilai baik potensial maupun aktual untuk organisasi. Istilah aset sendiri lazimnya merujuk kepada sumberdaya (resources) atau juga modal (capital) yang dimiliki oleh suatu organisasi.
Jenis-jenis Aset
Adapun beberapa jenis aset yang diketahui:
- Fisik (physical asset)
Aset yang dapat dilihat atau dirasakan dengan panca indera manusia, di mana aset fisik dapat dimanifestasikan dan diperhitungkan nilainya dengan lebih mudah oleh organisasi. Misalnya, properti, gedung, kendaraan operasional, dan alat tulis kantor (ATK). - Finansial (financial asset)
Aset yang memiliki nilai sebagai instrumen keuangan. Umumnya berhubungan dengan sektor keuangan, perbankan atau pasar modal, di mana aset ini dapat digunakan oleh organisasi dalam operasionalnya, dan bahkan dapat diperjualbelikan dengan pihak lain dan memiliki nilai kontrak. Misalnya, simpanan dana tunai (deposito), kepemilikan saham, reksadana, atau obligasi (surat utang). - Manusia (skilled labor asset)
Aset terpenting dalam organisasi, mengingat manusia merupakan penggerak dari organisasi itu sendiri. Misalnya, karyawan dan tenaga ahli yang teruji sesuai bidangnya, manajemen atau direksi sebagai pengelola organisasi dan pengambil keputusan. - Data, Informasi dan Pengetahuan yang Terkelola (managed knowledge asset)
Aset yang memiliki nilai untuk kelangsungan perusahaan, di mana aset informasi dapat berupa data elektronik, maupun fisik. Pengetahuan juga dapat dianggap sebagai aset organisasi, mengingat pengetahuan dapat didokumentasikan, dikumpulkan dan dikelola demi keunggulan organisasi di tengah persaingan bisnis atau reputasi. Misalnya, data yang tersimpan di komputer, kertas kerja yang sudah dicetak, hingga surat elektronik (email). Konteks pengetahuan yang dapat dianggap sebagai aset tentunya adalah obyek pengetahuan yang terdokumentasi, terakumulasi dan terkelola dengan baik, sehingga dapat menjadi rujukan bagi sumberdaya manusia dalam membuat organisasi yang dijalankannya menjadi lebih baik sepanjang berjalannya waktu. - Tak berwujud (intangible asset)
Aset yang tidak berwujud atau tidak dapat dilihat dengan mudah oleh kebanyakan orang. Aset ini dapat menambah nilai organisasi atau perusahaan. Misalnya, budaya organisasi, hak cipta, hak paten, dan merk dagang. Ada jenis intangible asset yang dapat diperhitungkan nilai komersialnya secara langsung, seperti paten atau hak cipta, dan merk dagang. Adapun budaya organisasi merupakan jenis intangible asset yang membutuhkan analisis lebih mendalam saat nilainya bagi organisasi diperhitungkan. Intangible asset juga merupakan resultan dari interaksi aset-aset lain dalam organisasi, oleh karenanya organisasi yang mampu mengelola aset-asetnya dengan baik akan memiliki nilai intangible asset yang tinggi.
Gambar 1. Jenis-jenis Aset
Pengertian Kewajiban (Liability)
Menurut KBBI, kewajiban adalah sesuatu yang diwajibkan, atau sesuatu yang harus dilaksanakan. Pada laporan keuangan kita dapat menjumpai kewajiban (liability), yang biasanya terdiri dari utang jangka pendek, utang jangka panjang, pinjaman, dan provisi.
Jenis-jenis Kewajiban (Liability)
Adapaun beberapa jenis kewajiban yang dapa diketahui:
- Kewajiban Lancar (Liabilitas Jangka Pendek)
Kewajiban lancar jangka pendek ini merupakan kewajiban yang pelunasannya akan dilakukan dalam jangka pendek (satu tahun atau kurang) dengan menggunakan sumber-sumber aktiva lancar atau dengan menimbulkan utang jangka pendek baru. Biasanya terdiri dari utang pembayaran (hutang dagang, gaji, pajak, dan sebagainya), pendapatan ditangguhkan, bagian dari utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam tahun berjalan, obligasi jangka pendek (misalnya dari pembelian peralatan), dll. - Kewajiban Tidak Lancar (Liabilitas Jangka Panjang)
Kewajiban tidak lancar ini merupakan kewajiban yang pelunasannya akan dilakukan dengan sumber aktiva yang lain, di mana periode pelunasan pinjaman tertentu dalam jangka waktu lebih dari 1 tahun. Biasanya terdiri dari utang jangka panjang, obligasi pensiun, dan lain-lain. - Kewajiban Kontinjensi (Liabilitas Kontinjensi)
Kewajiban kontinjensi merupakan kewajiban yang tergantung pada terjadinya atau tidak terjadinya satu atau lebih kewajiban masa depan untuk meneguhkan jumlah hutangnya, pihak yang dibayarkan, tanggal pembayaran, atau keberadaannya. Kewajiban ini tidak dicatatkan dalam pembukuan, namun ditunjukkan di dalam neraca. Contoh sederhananya adalah garansi atas produk.
Asset Liability Management (ALMA)
Pengelolaan aset dan kewajiban harus diimplementasikan, tidak hanya di kantor pusat melainkan ke seluruh kantor yang melakukan kegiatan bisnis. Secara definisi, Asset Liability Management (ALMA) merupakan proses siklus PDCA (Plan, DO, Check, and Action) terhadap pengumpulan, proses analisis, laporan, dan penetapan strategi pengelolaan aset dan kewajiban dengan tujuan mengeliminasi risiko-risiko yang ada untuk mencapai tujuan tertentu.
Fokus dari Asset Liability Management (ALMA) adalah mengoordinasikan seluruh portofolio aset dan kewajiban guna memaksimalkan keuntungan yang nantinya akan diberikan melalui dividen kepada seluruh pemegang saham, dalam jangka panjang dengan memerhatikan kebutuhan likuiditas dan prinsip kehati-hatian.
Fungsi Utama Asset Liability Management (ALMA)
Adapun fungsi utama dari Asset Liability Management (ALMA) adalah untuk mengelola risiko-risiko korporasi sebagai berikut:
- Kesenjangan Likuiditas.
Pengelolaan risiko likuiditas, terutama cashflow, bertujuan untuk:- Optimalisasi pendapatan.
- Mencegah kekurangan ketersediaan dana demi memenuhi setiap kewajiban finansial yang sudah diperjanjikan secara tepat waktu, dalam kondisi apapun.
- Memelihara tingkat likuiditas yang memadai dan optimal, misalnya dengan meminimumkan dana yang menganggur tetapi tetap memperhitungkan kecukupan likuiditas yang akan jatuh tempo (mature).
- Tingkat Suku Bunga (Interest Rate).
Risiko ini berpotensi merugikan akibat dari pergerakan tingkat suku bunga dan dampaknya pada arus kas (cashflow) di masa mendatang. Seringkali risiko ini terjadi akibat ketidaksesuaian (mismatch) antara tingkat suku bunga pinjaman dan simpanan. Manfaat pengelolaan risiko interest rate ini dalam perbankan antara lain adalah untuk meningkatkan pendapatan bersih dari bunga (Net Interest Income) dan nilai keekonomian dari kepemilikan. - Pasar Modal
Risiko dari pergerakan ekuitas dan / atau kredit pada neraca, yang dimitigasi oleh options, futures, atau instrument derivatif lainnya yang menggabungkan pandangan taktis atau strategis. - Valuta Asing
Pengelolaan Valuta Asing bertujuan untuk mengoptimalkan pendapatan dan mengurangi risiko yang berhubungan dengan kerugian akibat perubahan kurs valuta asing. Beberapa sasaran dari pengelolaan valuta asing adalah meminimumkan risk foreign exchange position dan memaksimumkan keuntungan dari perdagangan valuta asing dan Net Interest Income. - Pendanaan dan Manajemen Modal
Semua mekanisme ditujukan untuk memastikan ketersediaan modal yang memadai secara berkelanjutan. Ini adalah proses yang dinamis dan berkelanjutan dengan mempertimbangkan kebutuhan modal jangka pendek dan jangka panjang dan dikoordinasikan dengan strategi keseluruhan dan siklus perencanaan perusahaan / Bank (biasanya jangka waktu 2 tahun). - Kredit
Fungsi ini juga untuk mengelola dampak dari seluruh portofolio kredit (termasuk uang tunai, investasi, dan pinjaman) pada neraca. Risiko kredit, khususnya dalam portofolio pinjaman, ditangani oleh fungsi manajemen risiko yang terpisah dan mewakili salah satu kontributor data utama untuk tim ALM.
Lingkup fungsi ALM mencakup:
- Komponen kehati-hatian (prudential): pengelolaan semua risiko yang mungkin terjadi, berikut seluruh aturan yang mengaturnya;
- Peran optimalisasi: pengelolaan biaya pendanaan, menghasilkan posisi neraca;
- Penetapan batas kepatuhan: penerapan serta pemantauan aturan internal dan peraturan lainnya;
- Sebagai rujukan intervensi dalam masalah-masalah kegiatan bisnis saat ini;
- Akomodasi dan konsultansi dengan rencana pengembangan organik dan akuisisi eksternal, khususnya untuk menganalisis dan memvalidasi opsi persyaratan pendanaan, kondisi proyek, dan risiko terkait, misalnya pendanaan dalam mata uang tertentu.
Dari penjelasan di atas, dapat disadari bahwa Asset Liability Management (ALMA) merupakan salah satu pengelolaan aset dan kewajiban yang dibutuhkan oleh organisasi untuk mencapai tujuan besar organisasi yaitu mencapai keuntungan yang optimal. Selain itu, dampak lain dari Asset Liability Management (ALMA) meningkatkan reputasi organisasi di mata masyarakat melalui publikasi laporan keuangan yang sehat. Tidak heran, saat ini penerapan ALMA saat ini tidak terbatas pada institusi finansial seperti perbankan dan asuransi semata, dan meluas pada penerapan di korporasi.
Bunga kredit bank harus turun di tengah pandemi (Rapat yang menjadi tolok ukur)
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) 16-17 September 2020 akhirnya memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan sebesar 4%. Salah satu alasan utama BI adalah dengan mempertimbangkan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah di tengah inflasi yang diperkirakan tetap rendah.
Menurut Anthony Budiawan, Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS) keputusan tersebut justru tidak tepat. Lantaran menurutnya bunga acuan di level 4% termasuk tinggi, dan bisa menghambat pemulihan ekonomi nasional yang dicanangkan pemerintah.
Menurutnya, kebijakan moneter dilakukan di tengah resesi ekonomi adalah menurunkan suku bunga acuan dan suku bunga kredit untuk membangkitkan permintaan, konsumsi dan investasi. Untuk membangkitkan ekonomi nasional.
“Alasan mempertahankan suku bunga acuan 4% sangat aneh. Inflasi diperkirakan rendah, tapi suku bunga tidak diturunkan. Artinya, kebijakan moneter BI lebih mengutamakan stabilitas rupiah, di atas pemulihan ekonomi”, katanya saat dihubungi awak media.
Konten ini bisa berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu
Jika berhasil tidak dipuji,
Jika gagal dicaci maki.
Jika hilang tak akan dicari,
Jika mati tak ada yang mengakui
- Penerima Subsidi Gaji 2021: Calon, Tahapan, Syarat, Cara Cek Lewat WhatsApp, Siapa yang lolos?
- Fenomena gelombang Panas Indonesia
- RUU Penghapusan Kekerasan Seksual (PKS) Keniscayaan Melawan Ancaman Kekerasan Seksual
Ingin Berkontribusi?
Masuk menggunakan akun microsite anda, apabila belum terdaftar silakan klik tombol di bawah.
- Serba-Serbi Hybrid Gairah Baru Usai Pandemi
- Peristiwa korban penganiayaan Jurnalis oleh oknum LSM LRM-GAK telah memasuki tahapan penyidikan
Independensi adalah Ruh Kontroversi. Sejak berdiri pada 4 November 2002, kami menjunjung tinggi jurnalisme yang tidak berpihak pada kepentingan politik mana pun. Dalam setiap pemberitaan, redaksi Kontroversi selalu berikhtiar mencari kebenaran meski di tempat-tempat yang tak disukai.
Karena itu, kami konsisten memilih pendekatan jurnalisme investigasi. Hanya dengan metode penyelidikan yang gigih dan sistematis, kami berharap bisa melayani publik dengan informasi yang benar mengenai skandal maupun pelanggaran terstruktur yang merugikan khalayak ramai.
Tentu kami tak akan bisa menjalani misi ini tanpa Anda. Dukungan Anda sebagai pelanggan Kontroversi akan membuat kami lebih independen dan lebih mampu membiayai berbagai liputan investigasi mengenai berbagai topik yang relevan untuk Anda.
Kami yakin, dengan bekal informasi yang berkualitas mengenai isu-isu penting di sekitar kita, Anda bisa mengambil keputusan dengan lebih baik, untuk pribadi, lingkungan maupun bisnis Anda.
- Mengurai Persoalan Pelaksanaan Vaksinasi Di Daerah
- Gotong Royong, Kunci Suksesnya PPKM Level 4
- Manfaat Secondment, Knowledge Management dan Sinergi di Kementerian Keuangan
- Efisiensi Perencanaan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga Melalui Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2022
- 9 Aspek Keuangan Negara dalam UU Cipta Kerja Terkait Peningkatan Investasi
Attachment | Size |
---|---|
210710-Laporan Kajian Tata Kelola Alat Kesehatan Dalam Kondisi Covid-19_FINAL.pdf | 582.03 KB |
Baca juga :
- Bupati Lamongan Yuhronur Bakal Melantik Sekda Baru Hari Ini
- Bangkitkan Potensi Desa wisata, Desa sumberejo Sajikan Wisata Petik Buah Semangka
- Renungan muharram dalam acara detik pergantian tahun baru Hijriyah
- Lamongan Bisa Jadi Inspirasi untuk Melawan Covid-19
- SKK Migas Memulai Eksplorasi Diwilayah Beru Lamongan
- Menko PMK RI Kunjungi Gudang Farmasi Dinkes Gresik
- Lima Pejabat Resmi Daftarkan Diri sebagai Sekda Lamongan, Ini Penjelasannya