Menghabiskan Uang: Tanda berbenah, Type kepribadian ataukah Hedonisme murni ?
18 min read
Oleh : Imam S Ahmad Bashori Al-Muhajir Moh Ardi
Editor : Munichatus Sa’adah SPsi
Pada daftar login menulis sendiri pojok kanan atas kontroversi
Comunication & Mass Serving Beurau Indonesia Bebas Masalah
Ketika hidup berada pada posisi pengeluaran lebih besar dari pemasukan, itu tandanya saat untuk berbenah. Memang, kerap usai menerima gaji setiap bulan, kemandirian, kekuasaan, kebebasan, semua terasa muncul.
Tetapi bila tak berhati-hati, kondisi ini bisa sangat mudah membuat terjebak ke dalam kebiasaan buruk untuk belanja berlebihan dan mempengaruhi kondisi keuangan.
Jika ingin menjadi kaya, penting untuk mengendalikann pengeluaran. Banyak jutawan menyatakan bahwa rahasia untuk menjadi kaya adalah hidup di bawah kemampuan.
Tapi memang tidak selalu mudah untuk melakukannya jika memiliki pendapatan dibawah rata-rata, dengan segala macam biaya yang ada..
Banyaknya pneghasilan yang harus dibelanjakan dengan apa yang harus diinvestasikan tergantung dari gaya hidup yang dijalani sekarang dan untuk masa depan dan tujuan keuangan secara pribadi
Banyaknya pneghasilan yang harus dibelanjakan dengan apa yang harus diinvestasikan tergantung dari gaya hidup yang dijalani sekarang dan untuk masa depan dan tujuan keuangan secara pribadi.
Mungkin mengidentifikasi dan merencanakan bisa dilakukan sendiri, tetapi jika kewalahan atau tidak yakin, dapat mendatangi perencana keuangan untuk membantu.
Tips untuk berbenah
Berikut tanda-tanda yang menunjukkan pengeluaran lebih dari yang didapat dan tips untuk berbenah:
Jika menganggarkan uang berdasarkan jumlah sebelum pajak dan bukan jumlah akhir, kemungkinan akan banyak yang dikeluarkan untuk belanja
1. Anggaran didasarkan pada panghasilan bulanan atau tarif per jam
Mungkin dengan jabatan yang bagus akan mendapatkan penghasilan yang bail. Tapi sebenarnya penghasilan yang didapatkan bukan sebenarnya yang akan dimiliki.
Setelah pemerintah memotong pajak, penghasilan yang didapat akan kurang dari awal. Ini berlaku untuk yang dikenakan pajak setiap bulan atau menerima tagihan sekali atau dua kali setahun.
Jika menganggarkan uang berdasarkan jumlah sebelum pajak dan bukan jumlah akhir, kemungkinan akan banyak yang dikeluarkan untuk belanja.
Gunakan kalkulator online sederhana untuk menghitung penghasilan yang didapat sebenarnya dan berawal dari sana.
Mengelola uang untuk yang tidak mempunyai penghasilan tetap, seperti kontraktor atau pekerja lepas tidaklah mudah. Dimulai dengan menghitung penghasila rata-rata selama 12 bulan terakhir dan melihat bulan dengan penghasilan terburuk, bisa digunakan untuk mengatur pengeluaran
2. Pengeluaran melebihi penghasilan
Hidup itu mahal, tetapi kunci untuk mencapai stabilitas keuangan adalah dengan memiliki lebih banyak uang masuk daripada yang keluar. Ketika membuat daftar semua pengeluaran tetap bulanan dari biaya makan sampai keanggotaan olahraga, pastikan jumlahnya tidak melebihi penghasilan.
Jika melebihi penghasilan dan tidak mengurangi satu dari daftar pengeluaran tetap, maka akan berakhir dengan utang.
Mengelola uang untuk yang tidak mempunyai penghasilan tetap, seperti kontraktor atau pekerja lepas tidaklah mudah. Dimulai dengan menghitung penghasila rata-rata selama 12 bulan terakhir dan melihat bulan dengan penghasilan terburuk, bisa digunakan untuk mengatur pengeluaran.
Merancang rencana pembayaran utang dengan perencana keuangan mungkin merupakan pilihan yang lebih baik
3. Memiliki kekayaan bersih negatif
Ketika pengeluaran melebihi penghasilan terlalu lama berlangsung, maka akan mungkin berakhir dengan kekayaan bersih negatif, dimana utang lebih besar daripada yang dimiliki.
Bagi sebagian orang, pengajuan kebangkrutan dapat menjadii solusi, tetapi tidak semua jenis utang dimaafkan dalam kebangkrutan.
Terlebih lagi, itu dapat mempengaruhi kemampuan untuk meminjam uang di masa depan. Merancang rencana pembayaran utang dengan perencana keuangan mungkin merupakan pilihan yang lebih baik.
Utang kartu kredit bukan berarti akan hancur, tetapi itu adalah pertanda pasti bahwa menghabiskan (atau telah menghabiskan) uang yang sebenarnya tidak milik
4. Berutang pada kartu kredit/pinjaman online
Menggunakan kartu kredit atau pinjaman online untuk semua atau sebagian besar pembelian sah-sah saja. Ini selama dapat melunasi saldo secara penuh setiap bulan.
Jika tidak melunasi atau hanya melakukan pembayaran minimum, sisa saldo akan mulai bertambah bunga dan tumbuh secara eksponensial.
Utang kartu kredit bukan berarti akan hancur, tetapi itu adalah pertanda pasti bahwa menghabiskan (atau telah menghabiskan) uang yang sebenarnya tidak miliki.
Pertimbangkan untuk mengkonsolidasikan utang dengan pinjaman pribadi atau kartu transfer saldo 0 persen.
Cara yang lebih bermanfaat untuk mengukur apakah pengeluaran terlalu banyak untuk perumahan adalah dengan mencoba dan membatasi total pengeluaran bulanan hingga 30 persen dari penghasilan setelah pajak
5. Bayar sewa melebihi 30 persen dari pendapatan setelah pajak
Panduan kasar untuk mengukur keterjangkauan perumahan di Barat adalah 30 persen dari pendapatan sebelum pajak.
Cara yang lebih bermanfaat untuk mengukur apakah pengeluaran terlalu banyak untuk perumahan adalah dengan mencoba dan membatasi total pengeluaran bulanan hingga 30 persen dari penghasilan setelah pajak.
Ini bisa sulit untuk dikelola di kota dengan biaya hidup yang tinggi, tetapi ini merupakan tolok ukur yang baik untuk dituju.
Gunakan kalkulator online untuk memperkirakan pembayaran yang akan dibayar, kalikan dengan 30 persen, dan bagi dengan 12 untuk mendapatkan besaran target.
Bersenang-senang Dan mengikuti teman Adalah tanda-tanda berbelanja lebih dari kemampuan
6. Membeli Barang demi Mengesankan Orang Lain
Dengan membeli tiket festival atau bersenang-senang, untuk mengikuti teman-teman, mungkin merupakan tanda berbelanja lebih dari kemampuan.
temui perencana keuangan yang dapat membantu memetakan strategi untuk tujuan tabungan jangka pendek dan jangka panjang
7. Tidak Menabung Sama Sekali
Mungkin tidak menabung karena yakin penghasilan tidak cukup dan sewa terlalu tinggi, tetapi kemungkinan pengeluaran juga terlalu banyak.
Ada banyak aplikasi bermanfaat yang dapat digunakan untuk melihat secara cermat ke mana uang mengalir setiap bulannya, dan yang membantu untuk memilih satu atau lebih hal untuk dikurangi atau dihilangkan semuanya.
Atau lebih baik lagi, temui perencana keuangan yang dapat membantu memetakan strategi untuk tujuan tabungan jangka pendek dan jangka panjang.
Menebak kepribadian orang, ternyata juga bisa dilihat dari caranya menghabiskan uang
Tipe Kepribadian Berdasarkan Cara Menghabiskan Uang
Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Kepribadian ini umumnya bisa dilihat dari tingkah lakunya sehari-hari, atau juga dari hal yang dia sukai dan tidak sukai.
Menebak kepribadian orang, ternyata juga bisa dilihat dari caranya menghabiskan uang. Mungkin Anda pernah melihat teman yang haya hidupnya sudah menjadi sosialita.
Segala hal yang ia inginkan bisa didapatkan dengan cukup mudah. Anda bisa menyimpulkan jika teman tersebut memiliki kepribadian yang mewah dan cenderung boros.
Setiap orang memang berhak untuk mengatur keuanganya sendiri. ada banyak faktor yang mempengaruhi cara mengatur keuangan tersebut, seperti faktor budaya, didikan keluarga, hingga faktor agama.
Qwita Ariani dalam bukunya yang berjudul “Your Money Youre Attitude”, memaparkan 4 tipe orang dalam pengaturan keuangan.
Berikut tipe orang dalam mengatur keuangan:
Prinsip hidup mereka adalah hidup hanya satu kali
1. Tipe Spender
Tipe yang pertama adalah spender. Tipe ini rupanya mudah ditemui di kota-kota besar seperti Jakarta. Orang yang merupakan bagian dari tipe spender ini memiliki ciri-ciri adalah selalu kehabisan uang gaji saat mulai menginjak tanggal 10 dan seterusnya di setiap bulanya.
Istilah gaji 10 koma sering disematkan pada orang tipe spender. Rupanya, tipe spender selalu kehabisan uang di awal bulan karena mereka sering berbelanja apa saja, walaupun tidak terlalu diperlukan. Prinsip hidup mereka adalah hidup hanya satu kali.
saver juga adalah orang yang perhitungan
2. Tipe Saver
Tipe yang kedua adalah saver, sebaliknya dari prinsip hidup tipe spender, orang tipe saver malah berprinsip bahwa hidup itu bukan hanya untuk hari ini saja, masih ada hari selanjutnya, bulan dan tahun berikutnya. Kebutuhan kita juga semakin meningkat setiap tahun.
Orang dengan tipe saver memahami betul bahwa kita harus menyimpan uang dari pada menghamburkanya begitu saja. Tipe saver juga adalah orang yang perhitungan. Mereka akan membuat rencana pengeluaran agar keuangan lebih teratur.
tipe avoid cenderung menyesuaikan dengan keadaan
3. Tipe Avoider
Tipe avoider, sesuai dengan kata yang terdapat dalam tipe tersebut, yaitu avoid yang berarti tidak peduli. Orang dengan tipe avoider memiliki sifat tidak peduli pada keuangan. Orang tipe ini juga cenderung tidak mau mengurusi hal yang berkaitan dengan uang.
Jika dia seorang istri, maka sepenuhnya dia akan menyerahkan soal perhitungan uang dan mengatur keuangan kepada suaminya.
Saat berbelanja juga, tipe avoid ini cenderung menyesuaikan dengan keadaan.
Membeli barang kebutuhan seperlunya dan tidak memaksakan untuk membeli dan memiliki suatu barang.
Tipe ini sensitif terhadap keberadaan uang dan mereka memiliki prinsip bekerja bukan untuk uang
4. Tipe Monk
Tipe yang terakhir adalah tipe monk. Tipe ini umumnya berpandangan bahwa uang adalah sesuatu yang bersifat duniawi.
Mereka sangat sensitif terhadap keberadaan uang dan mereka memiliki prinsip bekerja bukan untuk uang.
Ada banyak kebutuhan yang bisa dipenuhi dengan adanya uang. Namun, bagusnya, mereka tidak mendewakan uang dan juga tidak terlalu acuh terhadap uang
Tipe Saver adalah yang Terbaik
Dari keempat tipe orang di atas, maka tipe saver adalah yang terbaik. Orang dengan tipe ini sadar betul bahwa kehidupan ini membutuhkan uang.
Ada banyak kebutuhan yang bisa dipenuhi dengan adanya uang. Namun, bagusnya, mereka tidak mendewakan uang dan juga tidak terlalu acuh terhadap uang.
Sebaiknya kita paham betul cara mengelola keuangan, salah satunya dengan rajin menabung seperti tipe saver ini.
Hedonisme Bisa Bikin Keuangan Merana
Anda pasti pernah mendengar kata ‘hedon’ seperti dalam percakapan sehari-hari ‘hedon banget sih kamu’ dan sebagainya.
Biasanya, kata tersebut digunakan untuk menggambarkan atau mengkritik seseorang yang memiliki gaya hidup konsumtif, boros menggunakan uang untuk hal-hal yang tidak penting.
Kata hedon lazim juga dilontarkan kepada seseorang yang mempunyai hasrat belanja tinggi, membeli barang ini itu tanpa berpikir panjang. Sebetulnya apa sih yang dimaksud hedonisme dan seluk beluknya, sampai cara menghindari perilaku hedonisme? Berikut penjelasannya seperti dikutip dari berbagai sumber.
Pengertian Hedonisme
Hedonisme berasal dari bahasa Yunani, yaitu hedonismeos dengan kata dasar hedone. Kata hedone memiliki arti ‘kesenangan,’ sedangkan hedonismeos diartikan sebuah cara pandang yang menganggap bahwa orang akan menjadi bahagia dengan mencari kesenangan sebanyak mungkin. Kesenangan tersebut bisa didapatkan melalui berbagai cara, seperti menikmati hiburan, memiliki harta, kegiatan seksual, dan sebagainya.
Sejarah Hedonisme
Kata hedonisme sudah muncul sejak awal munculnya filsafat, atau saat manusia mulai berfilsafat pada tahun 433 Sebelum Masehi. Pandangan ini muncul ketika Socrates, salah satu filsuf paling terkenal mempertanyakan mengenai tujuan hidup manusia di dunia ini. Pertanyaan tersebut akhirnya melahirkan pandangan hedonisme. Pada masa itu hedonisme bukan untuk menggambarkan perilaku negatif, melainkan untuk mendeskripsikan esensi dari eksistensial manusia di muka bumi ini.
Jawaban atas pertanyaan Socrates yang kemudian menjadi pandangan hedonismeos atau yang sekarang dikenal dengan nama hedonisme ini berawal dari pemikiran beberapa filsuf lainnya, seperti Aristippus dan Epikuros. Kedua filsuf tersebut memiliki pandangan berbeda terhadap hedonismeos.
Aristippus menggambarkan semua kesenangan manusia bersifat fisik, begitupula dengan ketidaksenangannya. Sedangkan Epikuros mengartikan hedonismeos adalah kebahagiaan manusia harus didapat dengan menyeimbangkan hal positif dan negatif. Berbeda dengan Aristippus, Epikuros menanamkan sisi-sisi spiritual pribadi individu di dalam pemikirannya.
Selanjutnya berbagai orang yang mendeskripsikan pemikiran ini di masa-masa modern pada akhirnya memiliki pandangan dengan garis besar yang sama, bahwa hedonisme adalah pandangan seseorang yang berusaha hidup untuk mencari kesenangan sebagai tujuan paling utama, terutama untuk dirinya sendiri.
Sisi Positif dan Sisi Negatif Hedonisme
Sisi Positif dan Negatif Hedonisme
Bila Anda melihat makna dari hedonisme pada awal munculnya pandangan ini, maka hedonisme bukanlah suatu hal yang benar-benar buruk. Mencari kesenangan dalam hidup bukanlah hal yang salah di kehidupan yang singkat ini. Namun bila mencari kesenangan dijadikan sebagai tujuan mutlak, maka seseorang tidak akan memiliki empati terhadap individu lainnya karena hanya berusaha terus menerus memenuhi kesenangan pribadi.
Ada dua faktor mengapa perilaku dan cara pandang hidup manusia bisa mengarah kepada hedonisme, antara lain:
-
Faktor dari Dalam (Internal Factor)
Faktor ini sebenarnya tertanam pada diri kebanyakan manusia, mungkin hampir semuanya. Ada rasa tidak pernah puas untuk menyenangkan diri sendiri. Hal itu bisa menjadi positif bila menyalurkannya untuk terus belajar, seperti haus akan ilmu pengetahuan, pendidikan, keinginan untuk lebih maju. Akan tetapi bila rasa tidak pernah puas ini hanya untuk kesenangan pribadi, maka dapat berakibat buruk dan menjadi cikal bakal perilaku konsumerisme.
-
Faktor dari Luar (External Factor)
Salah satu faktor eksternal dari hedonisme di masyarakat, termasuk di Indonesia adalah masuknya globalisasi sehingga Anda mendapatkan berbagai pandangan dan melihat gaya hidup, serta kebiasaan dari luar. Kemajuan teknologi, seperti internet mampu mengubah perilaku masyarakat dalam mendapat kesenangan. Contohnya saja media sosial yang menjamur, di mana para pengguna menunjukkan eksistensinya, seperti memamerkan gaya hidup glamor, barang-barang mewah, dan lainnya.
Ciri-ciri hedonisme
Munculnya hedonisme di masyarakat membawa dampak positif dan negatif. Dari sisi negatif, orang- orang yang menganut pandangan hidup hedonisme memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Cenderung lebih egois
- Tidak memiliki empati terhadap lingkungan sosial
- Berusaha mencapai kesenangannya dengan segala cara
- Melakukan rasionalisasi atau pembenaran atas kesenangan mereka apabila kesenangan tersebut bertentangan dengan norma-norma hukum dan sosial
- Dapat melakukan segala cara untuk memenuhi kesenangannya sehingga mungkin saja akan merugikan orang lain.
Di sisi lain, perilaku hedonisme dapat memberikan sisi positif terhadap orang yang menganut cara pandang hidup tersebut, di antaranya dapat memanfaatkan segala kesempatan dengan baik, pantang menyerah dalam mencapai tujuan, dan memiliki motivasi yang kuat untuk mendapatkan apa yang diinginkan.
Pergeseran Makna Hedonisme di Era Modern
Dewasa ini, makna dari hedonisme ini bagi sebagian besar masyarakat mendeskripsikan hedonisme sebagai sebuah perilaku konsumtif atau konsumerisme yang berdampak buruk bagi penganutnya.
Tentu saja gaya hidup ini dipengaruhi faktor internal dan eksternal, di antaranya:
- Sedari kecil terlalu dimanjakan orangtua, diberi berbagai fasilitas atau kemudahan sehingga merasa selalu mendapatkan apa yang diinginkan tanpa mempedulikan neraca kebutuhan, dan faktor lainnya
- Kehadiran ‘influencer’ di media sosial sangat mempengaruhi rasa kecemburuan untuk memiliki benda-benda mewah yang sebenarnya tidak sanggup untuk didapatkan sehingga memaksakan segala cara meskipun harus berutang
- Pergaulan atau bergaul dengan orang-orang yang memiliki standar hidup mewah, menggunakan barang-barang bermerek, sehingga muncul rasa minder ketika tidak sepadan dengan mereka. Akhirnya demi mengikuti pergaulan tersebut, Anda rela menghabiskan uang untuk membeli barang yang sama
- Menjamurnya akses keuangan bagi masyarakat untuk meminjam uang dan mencicilnya dengan mudah.
Cara Menghindari Perilaku Hedon dan Konsumtif
Cara Menghindari Perilaku Hedon dan Konsumtif
Hedon yang dapat mengarah pada perilaku konsumtif merupakan kebiasaan hidup yang dapat merusak keuangan Anda. Gaya hidup seperti ini sudah melekat di kalangan generasi milenial. Gaji anak-anak muda ini habis untuk nongkrong di kafe, jajan kopi, makan di restoran, jalan-jalan, dan perilaku konsumtif lainnya tanpa memiliki tabungan maupun investasi.
Cara menghindari perilaku Hedonisme
Buang jauh-jauh perilaku atau gaya hidup hedon bila Anda tidak ingin terpuruk soal keuangan di masa depan.
Ada beberapa cara untuk menghindari perilaku hedon, antara lain:
-
Membuat Daftar Prioritas Kebutuhan
Langkah awal untuk menjauhi hidup hedon, adalah dengan menyusun daftar kebutuhan prioritas Anda. Tulis daftar tersebut, dan tanamkan dalam pikiran Anda sehingga daftar tersebut akan menjadi pengingat. Jadi ketika timbul hasrat membeli sesuatu di luar kebutuhan, Anda harus berpikir panjang apakah barang tersebut benar-benar dibutuhkan atau tidak, masih bisa ditunda atau tidak. Berusaha menjalankan komitmen tersebut, sehingga Anda mampu menahan hawa nafsu untuk membeli barang di luar kebutuhan.
-
Menabung dan Berinvestasi
Setiap kali menerima gaji, langsung gunakan untuk pengeluaran rutin, seperti membayar sewa rumah, tagihan listrik dan air, cicilan utang kalau ada. Jangan lupa menyisihkan uang untuk tabungan, dana darurat, dan investasi. Ketiganya sangat penting agar keuangan Anda stabil. Jika ada kebutuhan mendadak, Anda dapat menggunakan dana darurat. Sementara tabungan dan investasi untuk menjamin keuangan di masa depan Anda.
-
Membuat Anggaran Keuangan
Agar terhindar dari gaya hidup hedon, Anda perlu membuat anggaran keuangan. Dengan begitu, Anda dapat mengetahui seberapa besar uang dari penghasilan yang bisa Anda belanjakan. Cara mengatur keuangan lazimnya menggunakan sistem 50-20-30. Setiap gaji atau penghasilan yang Anda terima setiap bulan, alokasikan 50% untuk biaya hidup sehari-hari, seperti makan, biaya transportasi, membayar sewa rumah, tagihan listrik dan air, termasuk tagihan kartu kredit. Selanjutnya, sisihkan 20% dari gaji untuk tabungan dan investasi, serta dana darurat.Sedangkan sisa anggaran 30% dari gaji Anda untuk hiburan, liburan, belanja baju atau membeli barang yang diinginkan.
-
Kurangi Gesek Kartu Kredit/pinjaman online
Kartu kredit sangat memudahkan seseorang untuk berbelanja, membeli barang, makan di restoran, sampai membeli tiket konser musik. Kartu kredit juga menawarkan pembayaran cicilan yang mudah. Tapi ingat menggunakan kartu kredit sama saja dengan berutang. Walaupun membayarnya bisa mencicil, tapi bila terlambat bakal kena denda. Gunakan kartu kredit dengan bijak, untuk berhemat manfaatkan promo yang ada. Pastikan memakai kartu kredit sesuai kemampuan anggaran.
-
Beramal dan Bersedekah
Untuk yang satu ini mungkin terdengar sedikit klise. Beramal dan bersedekah bisa menghindari Anda dari perilaku hedon. Anda akan berpikir bahwa masih banyak orang yang tidak seberuntung Anda dan membutuhkan uluran tangan Anda. Hal tersebut akan membuat Anda berpikir dua kali ketika ingin menghambur-hamburkan uang.
Jangan Sampai Terjebak
Gaya hidup hedon memang menyilaukan mata. Begitu sudah terjebak, susah untuk keluar dari kubangan tersebut karena ada saja hal-hal yang menggoda. Yang sudah insyaf pun, bisa terjerat kembali.
Oleh sebab itu, dibutuhkan komitmen dan kemauan kuat untuk meninggalkannya. Memulai hidup apa adanya dan tidak berlebihan.
Ingin Berkontribusi?
Masuk menggunakan akun microsite anda, apabila belum terdaftar silakan klik tombol di bawah.
- Mengurai Persoalan Pelaksanaan Vaksinasi Di Daerah
- Gotong Royong, Kunci Suksesnya PPKM Level 4
- Manfaat Secondment, Knowledge Management dan Sinergi di Kementerian Keuangan
- Efisiensi Perencanaan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga Melalui Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2022
- 9 Aspek Keuangan Negara dalam UU Cipta Kerja Terkait Peningkatan Investasi
Attachment | Size |
---|---|
210710-Laporan Kajian Tata Kelola Alat Kesehatan Dalam Kondisi Covid-19_FINAL.pdf | 582.03 KB |
Baca juga :
- Bangkitkan Potensi Desa wisata, Desa sumberejo Sajikan Wisata Petik Buah Semangka
- Renungan muharram dalam acara detik pergantian tahun baru Hijriyah
- Lamongan Bisa Jadi Inspirasi untuk Melawan Covid-19
- SKK Migas Memulai Eksplorasi Diwilayah Beru Lamongan
- Menko PMK RI Kunjungi Gudang Farmasi Dinkes Gresik
- Lima Pejabat Resmi Daftarkan Diri sebagai Sekda Lamongan, Ini Penjelasannya